India Bijaksana Untuk Tidak Bergabung Dengan Perpanjanjian Perdagangan Bebas Terbesar Di Dunia – Rabobank

avatar
· 阅读量 379

Pada tanggal 15 November, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional/Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) ditandatangani, sebuah perjanjian perdagangan bebas Asia-Pasifik yang kemungkinan akan berlaku efektif pada pertengahan tahun 2021. Perjanjian tersebut telah ditandatangani oleh 15 negara: 10 negara ASEAN, Australia, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru. Mencakup sekitar 30% populasi global dan PDB, ini merupakan FTA/Perpanjanjian Perdagangan Bebas terbesar di dunia. Namun, para ekonom di Rabobank berpendapat bahwa pilihan India untuk tidak menandatangani RCEP sebenarnya cukup rasional.

Pada hari Rabu, pasangan USD/INR turun ke level terendah sejak pertengahan Oktober dan mengincar 73,00.

Kutipan Utama

“RCEP adalah blok perdagangan eksportir netto yang lebih fokus ke eksternal daripada internal. Tiongkok semakin fokus pada pasar domestiknya dan tidak akan memenuhi pembeli yang dilakukan hanya jika tidak ada yang berhasil. India adalah kandidat yang jelas untuk mengambil peran ini, karena anggota RCEP bertanggung jawab atas hampir 70% defisit perdagangan India selama lima tahun terakhir. Namun, posisi eksternal India yang melemah mempengaruhi kondisi keuangan dan kelayakan kreditnya."

“Hambatan non-tarif/non-tariff barriers (NTB) untuk perdagangan menjadi semakin penting dan India bukanlah negara yang paling proteksionis dari sudut pandang ini, yang diapit oleh anggota RCEP Australia, Jepang, dan Tiongkok. RCEP belum membuat pengaturan apa pun untuk menurunkan NTB.”

“Jika India bergabung dengan RCEP, itu dapat menghambat transisinya menuju industrialisasi dalam menghadapi lonjakan impor, yang akan membuat ekonominya didominasi oleh pertanian dan jasa. Data memang menunjukkan bahwa semakin dalam hubungan perdagangan antara India dan Tiongkok tumbuh, semakin besar kita melihat pergeseran ke arah impor manufaktur berketerampilan tinggi dan intensif teknologi dari Tiongkok, sementara ekspor India terdiri dari sejumlah komoditas yang stabil.”

“Kami juga tidak menyarankan India untuk terus mengikuti jalur proteksionisme besar-besaran, tetapi mengulur beberapa waktu untuk memperbaiki masalah domestik sebelum lebih jauh membuka perdagangan.”







Baca lebih lanjut dari artikel aslinya:

https://www.fxstreet-id.com/ne...

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest