JAKARTA - Kasus investasi bodong semakin marak menimpa masyarakat. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari kelicikan pelaku memanfaatkan segala cara hingga literasi keuangan masyarakat yang rendah.
Menurut Kabiro Peraturan Perundang-undangan dan Pendidikan Bappepti Aldison, kebanyakan masyarakat tidak memiliki pemahaman berinvestasi tapi ingin mendapatkan untung berlipat dengan mudah. Padahal pemahaman atas risiko menjadi ilmu yang sangat dasar sebelum berinvestasi.
"Terdapat jenis investasi yang memang high risk high return, makanya dibutuhkan pengetahuan, legal knowledge umumnya produknya seperti forex, emas digital atau kripto," ujar Aldison dalam talkshow PPATK, Senin (18/4/2022).
Setidaknya, lanjut Aldison, masyarakat harus mengetahui definisi, jenis produk, risiko dan informasi umum lain sebelum memilih instrumen investasi. Platform investasi bodong cenderung memanfaatkan kelemahan orang awam, misalnya membuat investasi terlihat menjadi sangat mudah.
"Jadi seperti di platform Binomo, itu kita hanya diberi pilihan untuk menebak saja apakah nanti akan naik atau turun grafiknya. Padahal itu butuh knowledge yang baik bukan sekedar menebak naik atau turun," ujar Aldison. Jika sudah seperti itu, maka masyarakat sendiri yang dinilai bisa mengendalikan diri untuk tidak tergiur iming-iming imbal hasil yang besar. Satgas Waspada Investasi (SWI) OJK sendiri sudah melakukan pemblokiran ribuan entitas ilegal dengan masif sejak 2019.
"Tentunya sangat sulit kalau kita harus diminta mengendalikan sifat dasar manusia, yaitu keserakahan tadi. Namun pemerintah akan lebih berupaya meningkatkan edukasi, " ujar Aldison.
Dicetak ulang dari Sindonews, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli.
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()