
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada awal perdagangan hari ini, rupiah dibuka melemah, melanjutkan tren perdagangan sebelumnya. Pelemahan rupiah tersebut seiring dengan rencana sejumah bank sentral, seperti The Federal Reserve atau The Fed mengumumkan kebijakan suku bunga.
Selain itu kebijakan suku bunga Bank of Japan (BoJ) dan Reserve Bank of Australia (RBA) yang akan diumumkan hari ini diprediksi dapat mempengaruhi pergerakan dolar terhadap beberapa mata uang asing.
Pada pembukaan perdagangan Selasa (19/3/2024), rupiah dibuka melemah 0,03% terhadap dolar AS di posisi Rp15.690/US$. Hal ini mendorong penurunan rupiah menjadi empat hari beruntun.
Sementara melansir dari data Refinitiv, rupiah ditutup anjlok pada perdagangan Senin (18/3/2024) 0,61% di posisi Rp15.685/US$1. Penurunan ini menjadi penurunan terbesar sejak Februari 2024.
Dolar terus mengalami penguatan dengan bertahan di level psikologis 103, jelang keputusan suku bunganya melalui rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Selasa-Rabu (20/3/2024). The Fed akan mengumumkan kebijakan pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Konsensus saat ini menilai bahwa The Fed akan kembali menahan suku bunganya di level 5,25-5,5% karena data ekonomi AS yang tercatat masih cukup panas.
Selain itu, pelaku pasar juga menunggu data suku bunga yang akan dirilis BI pada Rabu pekan ini.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga/institusi memperkirakan secara absolute bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 6,00%.
Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Jika BI rate benar-benar kembali ditahan di level 6%, maka ini menjadi kali kelima BI menahan di level tersebut setelah terakhir kali menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75% ke level 6%.
Adapun, Bank of Japan (BoJ) akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari ini Selasa (19/3/2024), bersamaan dengan Reserve Bank of Australia (RBA).
BoJ adalah satu-satunya bank sentral yang mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar. Suku bunga di Jepang tetap stabil di -0,1% sejak tahun 2016. Para pengambil kebijakan mengklaim kenaikan upah yang lambat dan keraguan terhadap inflasi yang sehat dan berkelanjutan memerlukan kehati-hatian yang berkelanjutan.
Untuk menjaga suku bunga tetap tertekan, BoJ juga memperkenalkan Kontrol Kurva Hasil (YCC) pada bulan September 2016, karena inflasi masih berada di bawah target.
Keputusan suku bunga BoJ diperkirakan akan berbeda pada periode ini.
Gubernur BoJ Kazuo Ueda mengatakan dalam beberapa minggu terakhir bahwa berakhirnya suku bunga negatif akan bergantung pada negosiasi para pembuat kebijakan, dan pengumuman terbaru ini memicu spekulasi bahwa BoJ pada akhirnya akan mempertahankan suku bunga negatif.
Diketahui inflasi inti di Jepang turun selama tiga bulan berturut-turut di bulan Januari ke level terendah dalam hampir dua tahun. Indeks Harga Konsumen (CPI) inti, yang tidak termasuk makanan segar, naik lebih lambat sebesar 2%, sesuai dengan target bank sentral. Pada saat yang sama, CPI Tokyo naik 2,6% (YOY) dari 1,8% di bulan Januari, sedangkan CPI inti naik 2,5%, sesuai dengan ekspektasi.
Angka-angka tersebut dapat memicu kekhawatiran mengenai penundaan lagi dari BoJ, meskipun inflasi di Jepang diperkirakan akan meningkat pada bulan Februari seiring dengan memudarnya dampak subsidi bahan bakar pemerintah. Jepang akan melaporkan IHK bulan Februari pada Jumat (22/3/2024), dan IHK tahunan inti diperkirakan sebesar 2,8%.
Dicetak ulang dari cnbcindonesia, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()