- Dolar Australia menghadapi tekanan ke bawah akibat kekhawatiran atas tarif Trump pada barang-barang Cina.
- AUD menghadapi tantangan karena tindakan stimulus terbaru Tiongkok tidak memenuhi harapan investor.
- Kebijakan fiskal Trump dapat meningkatkan risiko inflasi, mendorong Fed untuk mengambil sikap kebijakan yang lebih ketat.
Dolar Australia (AUD) menguat pada hari Senin meskipun prospeknya secara umum negatif didorong oleh kekhawatiran atas usulan kenaikan tarif Donald Trump pada barang-barang China, yang dapat memengaruhi pasar Australia, salah satu mitra dagang terbesar China. Pasar AS akan ditutup karena Hari Libur Bank Veteran.
AUD juga menghadapi potensi tekanan turun dari data Indeks Harga Konsumen (IHK) Tiongkok yang lebih rendah dari perkiraan yang dirilis pada hari Sabtu. Selain itu, langkah-langkah stimulus terbaru Tiongkok tidak memenuhi harapan investor, yang selanjutnya melemahkan prospek permintaan bagi mitra dagang terbesar Australia dan membebani Dolar Australia.
Pada hari Jumat, Tiongkok mengumumkan paket utang sebesar 10 triliun Yuan yang dirancang untuk mengurangi tekanan pembiayaan pemerintah daerah dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang sedang terpuruk. Namun, paket tersebut tidak mencakup penerapan langkah-langkah stimulus ekonomi langsung.
Imbal hasil obligasi pemerintah Australia berdurasi 10 tahun turun menjadi sekitar 4,6%, mencerminkan penurunan imbal hasil obligasi AS menyusul pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin yang telah lama diantisipasi oleh Federal Reserve. Minggu lalu, Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunganya pada 4,35%. Bank sentral menekankan bahwa inflasi dasar masih terlalu tinggi dan diperkirakan tidak akan kembali ke targetnya hingga tahun 2026.
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


暂无评论,立马抢沙发