IHSG Anjlok Gegara Aksi Lepas Saham Investor Asing di Sektor Perbakan

avatar
· 阅读量 90
Mengacu data RTI, pada Rabu (19/2) IHSG turun 78,685 poin atau setara 1,14 persen ke posisi 6.794. IHSG sempat berada di level terendah yaitu 6.773. Kemudian, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang tahun ini investor asing mencatatkan nilai jual bersih (net sell) mencapai Rp11,68 triliun. 

“Hal ini tidak terlepas dari adanya aksi jual investor asing sesuai dengan risk appetite (risiko yang dihadapi perusahaan) yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal,” ujar Dian dalam keterangan resmi, dikutip Minggu, 23 Februari 2025.

Faktor-faktor tersebut antara lain divergensi pertumbuhan ekonomi dunia yang dikatakan melambat dan penutupan pasar keuangan global yang terus berlanjut. Dian menuturkan penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS), serta dampak kebjiakan tarif menahan proses disinflasi di AS. Hal ini berdampak pada menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS fed fund rate (FFR) yang lebih terbatas.

"Perkiraan sebelumnya bahwa penurunan suku bunga AS akan agresif ternyata dengan situasi terkini menjadi kurang agresif dan cenderung masih dalam level yang relatif tinggi," imbuhnya. 

Kemudian, penguatan mata uang dolar pascapemilu AS mempengaruhi pandangan investor terhadap aset-aset berdenominasi rupiah, termasuk saham-saham blue chip seperti saham perbankan.
 


 
Penurunan daya beli masyarakat

Untuk faktor internal, lanjut Dian, yang mempengaruhi antara lain kondisi likuiditas pasar dalam menyikapi situasi perekonomian global dan domestik yang masih belum stabil serta penurunan daya beli masyarakat.

Kendati demikian, ia mengatakan perbankan tetap optimis dengan fokus memperkuat kinerja fundamental yang solid dan tata kelola yang baik. Hal ini untuk menjaga kepercayaan investor, baik domestik maupun internasional. 

“Pada tahun 2025, OJK memperkirakan perbankan akan terus melanjutkan tren positif, baik penghimpunan dana maupun penyaluran kredit dengan kredit diperkirakan dapat tumbuh dobel digit,” ucap Dian. 

Dalam strategi pertumbuhan kredit, ia menyampaikan perbankan dapat melakukan diversifikasi portofolio kredit dan inovasi berbagai produk kreditnya sesuai dengan kebutuhan nasabah atau bahkan yang mendukung berbagai program pemerintah dengan tetap prudent serta melalui penguatan Manajemen Risiko.

OJK juga terus berkoordinasi dengan K/L lainnya dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga kestabilan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest