




Dolar Australia Melemah Setelah Data CPI Bulanan di Bawah Ekspektasi
Dolar Australia (AUD) melemah terhadap Dolar AS (USD) setelah rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) Bulanan pada Rabu, yang naik 2,4% secara tahunan di Februari, lebih rendah dari kenaikan 2,5% di Januari dan ekspektasi pasar sebesar 2,5%.
Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers mengumumkan anggaran 2025/26 pada Selasa, mencakup pemotongan pajak sebesar A$17,1 miliar dalam dua tahap. Defisit anggaran diperkirakan mencapai A$27,6 miliar untuk 2024-25 dan A$42,1 miliar untuk 2025-26. Pertumbuhan PDB diproyeksikan mencapai 2,25% pada 2026 dan 2,5% pada 2027.
Sementara itu, AUD mendapat sedikit dukungan karena investor memperkirakan Reserve Bank of Australia (RBA) tidak akan mengubah suku bunga minggu depan setelah memangkas 25 basis poin pada Februari, pemotongan pertama dalam empat tahun terakhir.
Dolar AS menguat menjelang pengumuman tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April, meningkatkan kehati-hatian pasar. Indeks Dolar AS (DXY) naik ke 104,30, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kebijakan perdagangan AS yang lebih ketat.

WTI Naik di Atas $69,00 karena Kekhawatiran Pasokan Venezuela


PBOC Tetapkan Kurs Referensi USD/CNY di 7,1754, Lebih Rendah dari Sebelumnya
Bank Rakyat China (PBOC) menetapkan kurs referensi USD/CNY di 7,1754 pada Rabu, lebih rendah dari 7,1788 pada hari sebelumnya dan jauh di bawah 7,2559 yang diperkirakan oleh Reuters. Langkah ini mencerminkan upaya bank sentral China dalam mengelola volatilitas mata uang di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Penetapan kurs referensi ini penting karena menentukan batas pergerakan harian yuan dalam sistem perdagangan yang dikelola oleh PBOC. Yuan diperbolehkan bergerak dalam kisaran 2% dari kurs acuan, sementara PBOC dapat melakukan intervensi jika terjadi volatilitas berlebihan.
Penyesuaian ini dilakukan seiring upaya China dalam menjaga stabilitas keuangan dan mendukung pemulihan ekonomi. Langkah-langkah seperti penyuntikan likuiditas dan penyesuaian suku bunga menunjukkan pendekatan hati-hati PBOC dalam menghadapi tekanan eksternal, termasuk kebijakan moneter AS, ketidakpastian perdagangan, dan potensi arus modal keluar.
Selain itu, investor masih menantikan stimulus lebih lanjut dari pemerintah China, termasuk rencana peningkatan konsumsi domestik dan stabilisasi sektor ekonomi utama, yang dapat memengaruhi kinerja yuan dalam beberapa bulan mendatang.

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()