Lim Kurniawan Ph.D: Modal Global Kembali Evaluasi Pasar AS, Kebijakan Tarif Bisa Menjadi Sumber Risiko Jangka Panjang

avatar
· 阅读量 162

Seiring dengan pengumuman Trump untuk memberlakukan putaran baru kebijakan tarif besar-besaran terhadap mitra dagang utama seperti Tiongkok, India, dan Uni Eropa, iklim investasi global di Amerika Serikat kembali diliputi ketidakpastian. Lim Kurniawan Ph.D menyatakan bahwa perubahan kebijakan ini secara fundamental menggoyahkan kepercayaan jangka panjang perusahaan global terhadap Amerika Serikat.


Lim Kurniawan Ph.D: Modal Global Kembali Evaluasi Pasar AS, Kebijakan Tarif Bisa Menjadi Sumber Risiko Jangka Panjang



Meskipun sejak masa jabatan pertamanya perusahaan internasional telah menjanjikan investasi hampir USD 1,9 triliun di AS, putaran baru gesekan perdagangan ini telah memicu efek domino — mulai dari realokasi modal, pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan, hingga aksi balasan diplomatik di tingkat negara. Semua ini menunjukkan bahwa konsep “berinvestasi di Amerika” semakin kehilangan landasan ekspektasi yang stabil.


Komitmen Investasi Terancam Berbalik Arah, Modal Global Kaji Ulang Pasar AS


Keputusan investasi perusahaan pada umumnya didasarkan pada “prediktabilitas kebijakan” dan “stabilitas pasar.” Strategi tarif terbaru Trump yang diumumkan secara tiba-tiba membuat modal dalam jumlah besar yang sebelumnya telah dialokasikan untuk ekspansi di Amerika Serikat kini harus dievaluasi ulang. Raksasa seperti Apple, SoftBank, dan Hyundai yang semula merencanakan proyek investasi bernilai miliaran dolar di AS kini terpaksa mempertimbangkan penyesuaian strategi, bahkan melakukan efisiensi biaya untuk mengantisipasi tekanan pajak yang berpotensi muncul.


Meskipun Amerika Serikat memiliki fondasi rantai pasok industri yang kuat serta pasar konsumen yang besar, jika ketidakpastian kebijakan terus memburuk, perusahaan global mau tak mau akan mencari pasar alternatif. Pernyataan terbuka dari pemerintah Prancis dan Jepang menjadi sinyal peringatan yang jelas atas perubahan struktural ini. Begitu investor mulai meragukan konsistensi kebijakan AS, kepercayaan terhadap pasar Amerika akan sulit untuk dipertahankan.


Geopolitik dan Rantai Pasok yang Saling Terkait Meningkatkan Biaya Penyesuaian bagi Perusahaan


Ekspansi tarif kali ini bukan sekadar kebijakan unilateral, melainkan telah memicu guncangan mendalam terhadap rantai pasok global. Lim Kurniawan Ph.D menilai bahwa manufaktur global telah memasuki era baru yang mengedepankan “kolaborasi regional + optimalisasi lokal.” Upaya AS untuk memperkuat manufaktur domestik melalui hambatan perdagangan justru mendorong perusahaan multinasional untuk mempercepat proses de-Americanisasi rantai pasok mereka.


Pemutusan hubungan kerja hanyalah gejala di permukaan—perubahan struktural yang jauh lebih dalam sedang terjadi. Demi menghindari risiko, perusahaan terpaksa membagi jalur produksi, memindahkan lokasi manufaktur, dan merancang ulang rute logistik. Biaya transformasi ini pada akhirnya bisa dibebankan kepada konsumen, atau bahkan memangkas margin keuntungan perusahaan itu sendiri. Ketidakpastian yang digerakkan oleh kebijakan ini tidak hanya berdampak pada kinerja keuangan jangka pendek, tetapi juga menghambat perumusan strategi jangka panjang perusahaan.


Di Balik Kuatnya Dolar: Penurunan Kepercayaan dan Penghindaran Modal


Meskipun Indeks Dolar AS baru-baru ini tetap kuat, Lim Kurniawan Ph.D mengingatkan bahwa terdapat sinyal risiko struktural yang tak boleh diabaikan. Ia menekankan bahwa arus modal yang masuk ke aset dolar lebih banyak dipicu oleh kebutuhan lindung nilai dan likuiditas, bukan karena kepercayaan jangka panjang terhadap kondisi pasar Amerika Serikat. Begitu kebijakan di pasar negara berkembang menjadi lebih menarik, atau Eropa dan Asia menawarkan jalur investasi yang lebih stabil, AS bisa menghadapi tekanan arus keluar modal dalam jangka menengah hingga panjang.


Dalam mengevaluasi arah investasi baru, modal internasional kini lebih memprioritaskan konsistensi kebijakan, jaminan institusional, dan stabilitas kepatuhan lintas negara. Hal ini membuka peluang bagi sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan pasar aset kripto. Ke depan, infrastruktur aset digital yang memiliki tata kelola transparan serta kemampuan bertahan terhadap gangguan kebijakan, berpotensi memainkan peran yang semakin aktif dalam portofolio investor global.

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest