Rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif namun tetap ditutup menguat di akhir perdagangan pekan ini, berada di kisaran Rp16.230–Rp16.290 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (7/8/2025) rupiah menguat 0,46% ke level Rp16.286,50 per dolar AS. Sementara itu, dolar AS melemah 0,19% ke 97,98.

Penguatan rupiah sejalan dengan tren positif di sejumlah mata uang Asia. Yen Jepang naik 0,31%, dolar Singapura 0,26%, dolar Taiwan 0,66%, dan won Korea 0,52%. Peso Filipina memimpin penguatan dengan 0,81%. Namun, ringgit Malaysia justru terkoreksi 0,07%.
Menurut pengamat forex Ibrahim Assuaibi, pelemahan indeks dolar AS dipicu ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September mendatang. Sinyal ini muncul setelah data sektor jasa AS melambat pada Juli, menyusul laporan buruk di data penggajian non-pertanian pekan lalu. Pidato para petinggi The Fed pun cenderung mengarah pada potensi penurunan bunga, meski inflasi dan kebijakan tarif AS masih menjadi faktor ketidakpastian.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa per Juli 2025 turun tipis menjadi US$152,0 miliar dari US$152,6 miliar di bulan sebelumnya. BI menilai level tersebut tetap memadai untuk menjaga ketahanan sektor eksternal, didukung prospek ekspor yang stabil serta surplus neraca modal dan finansial.
Ibrahim menambahkan, perkembangan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan langkah stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan otoritas moneter.
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()