Rupiah kembali melanjutkan tren positifnya pada pembukaan perdagangan Senin (11/8/2025).
Mengacu data Refinitiv, mata uang Garuda dibuka menguat 0,28% di level Rp16.230/US$, setelah pekan lalu mencatat lonjakan signifikan sebesar 1,21% ke Rp16.285/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pagi ini terpantau stagnan di 98,17, melanjutkan pelemahan 0,22% pada penutupan Jumat lalu. Sepanjang pekan sebelumnya, DXY terkoreksi 0,97%, yang menjadi salah satu faktor pendorong penguatan rupiah.
Dari sisi kebijakan, Barclays memproyeksikan Bank Indonesia berpeluang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,00% pada rapat Agustus, dengan potensi penurunan lanjutan hingga 50 bps di kuartal III-2025, selama rupiah tetap stabil. Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 menjadi 5,0% dan inflasi menjadi 1,8% dinilai belum cukup mengimbangi lemahnya ekspansi kredit dan belanja pemerintah.
Di kawasan Asia, mayoritas mata uang bergerak konsolidatif terhadap dolar AS menjelang rilis data inflasi konsumen (CPI) AS Juli yang akan diumumkan Selasa (12/8/2025). Hasil yang lebih tinggi dari perkiraan berpotensi memicu penguatan kembali dolar AS, sehingga menjadi faktor yang perlu diwaspadai pasar.
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()