
Dikala permintaan kian meningkat, pasokan emas langka dan harga emas batangan pun melonjak hingga mencapai Rp 2.000.000/gram, PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) yang merupakan bagian dari Holding BUMN Danareksa senantiasa menjamin stabilitas Perdagangan Berjangka.
Ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan ketegangan geopolitik dan perang dagang telah menyebabkan peralihan investasi menjadi emas yang dikatakan sebagai aset safe haven. Sebagai lembaga kliring untuk Perdagangan Berjangka, PT KBI mencatat lonjakan volume transaksi khususnya pada komoditas Resi Gudang, Emas. Berikut data terkini yang terpantau di pasar Indonesia selama periode Q1 2025:
Volume Transaksi Emas Loco London di Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX) secara keseluruhan meningkat 20.2% secara yoy dengan total 1,491,864 lot (Q1 2025) dibanding 1,240,323 lot (Q1 2024).
Saat ini, Indonesia sedang menghadapi tantangan unik berupa "Currency-Commodity Double Squeeze,” dimana kenaikan Harga Emas dipicu permintaan safe-haven global dan Penguatan USD terhadap Rupiah. Kombinasi ini meningkatkan tekanan inflasi dan biaya impor di berbagai sektor industri. Merespon situasi tersebut, PT KBI telah menerapkan sistem pemantauan real-time untuk memastikan operasional pasar berjangka menggunakan Intra-Day Margin, dimana margin dihitung berdasarkan last price di JFX dan Anggota kliring dihimbau untuk melakukan top-up margin jika terjadi kekurangan (shortage).
Budi Susanto, Direktur Utama PT KBI, menegaskan: "Selain memastikan sistem margin berjalan, PT KBI juga senantiasa melakukan sosialisasi terkait alternative investasi, yaitu perdagangan fisik emas secara digital. Untuk mengurangi risiko atas transaksi tersebut, Kami bersama Self-Regulated Organization (SRO) lain telah memastikan tiap pembelian emas secara digital diiringi dengan emas secara fisik yang disimpan dalam depository. Dalam hal ini, emas secara fisik tersebut telah diuji mutunya dengan standar mengikuti ketentuan."
PT KBI terus berkoordinasi dengan otoritas terkait, termasuk Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memitigasi risiko sistemik di Pasar Berjangka. Upaya ini sejalan dengan misi BUMN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berdaya saing global.
Tonton siaran ulangnya di Youtube CNBC Indonesia, klik disini
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()