CANDLESTICK JEPANG VS CANDLESTICK “BARAT”: GAYA SIAPA YANG LEBIH AKURAT UNTUK MARKET SEKARANG INI?

avatar
· 阅读量 34

FOREXimf.com - Halo, trader forex dan komoditas pejuang cuan sejati! Pernah nggak sih kamu mikir, "Duh, ini candlestick kok banyak banget polanya? Mana yang beneran ampuh buat market sekarang yang lincah banget ini ya?" 

Nah, pas banget! Kali ini kita bakal ngebedah dua aliran besar dalam dunia candlestick: yang klasik dari Jepang, dan yang ”modern” dari Barat. Siap-siap, karena kita bakal ngaduin mereka head-to-head buat nyari tahu, gaya siapa sih yang lebih nampol di chart kamu?

1. Duel Dua Dunia Candlestick: Si Klasik vs Si Modern

Bayangin deh, ratusan tahun yang lalu, di negeri Sakura, seorang pedagang beras legendaris bernama Munehisa Homma udah pakai grafik kayak lilin ini buat prediksi harga beras. Yup, itulah cikal bakal candlestick yang kita kenal sekarang. 

Ilmu ini kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Barat. Tapi, kayak makanan yang dimodifikasi resepnya, para trader Barat pun nggak tinggal diam. Mereka ngembangin sendiri gaya pembacaan candlestick yang lebih fokus ke konteks dan 'cerita' di balik setiap batang lilin.

Pertanyaannya sekarang, di tengah riuhnya market modern yang serba cepat, penuh algoritma, dan berita numpuk ini, apakah pola klasik dari zaman feodal Jepang itu masih relevan? Atau jangan-jangan, kita harus beralih sepenuhnya ke pendekatan Barat yang lebih 'gaul' dan kekinian? Yuk, kita ulik satu per satu!

2. Sejarah Singkat Candlestick Jepang: Dari Sawah ke Chart

Kayak yang udah disinggung di atas, asal muasal candlestick itu dari Jepang, tepatnya dari Munehisa Homma. Beliau ini disebut-sebut sebagai "Dewa Pasar" di zamannya karena kepiawaiannya dalam membaca pergerakan harga beras. 

Homma sadar kalau harga itu nggak cuma dipengaruhi supply-demand aja, tapi juga emosi pasar. Nah, dari situlah lahir visualisasi candlestick yang nunjukin harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah dalam satu periode waktu.

Beberapa pola candlestick Jepang yang paling terkenal dan sering banget kamu lihat di chart antara lain:

  • Doji

Ini kayak lilin yang badannya tipis banget, atau bahkan nggak ada badannya sama sekali. Artinya, harga pembukaan dan penutupan itu hampir sama. Sinyal apa? Kebingungan pasar! Pembeli dan penjual sama-sama kuat, atau sama-sama nggak tahu mau ke mana.

  • Hammer: 

Bentuknya kayak palu, dengan body kecil di atas dan ekor panjang ke bawah. Ini biasanya muncul setelah tren turun, ngasih sinyal pembalikan arah ke atas. Artinya, pembeli mulai ngambil alih setelah harga dibanting ke bawah.

  • Hanging Man

Nah, kalau ini kebalikannya Hammer. Bentuknya juga kayak palu, tapi munculnya di akhir tren naik. Sinyalnya? Hati-hati, tren naik bisa aja segera berakhir. Ini nunjukin kalau pembeli udah mulai kehabisan tenaga.

  • Marubozu

Ini candlestick yang paling 'berani'. Nggak ada ekor atas atau bawah sama sekali, alias cuma body doang. Kalau Marubozu bullish (hijau/biru), artinya pembeli nguasain dari awal sampai akhir periode. Kalau Marubozu bearish (merah), sebaliknya, penjual yang dominan banget.

Filosofi di balik pola-pola ini tuh keren banget. Mereka bukan cuma nunjukin harga, tapi juga 'emosi' yang terjadi di pasar. Keseimbangan kekuatan antara pembeli dan penjual, ketakutan, keserakahan, semua terekam jelas di bentuk candlestick Jepang ini.

3. Evolusi Candlestick di Dunia Barat: Fokus ke Konteks!

Seiring berjalannya waktu, trader-trader di Barat mulai mengadopsi dan ngembangin sendiri cara pandang terhadap candlestick. Mereka nggak cuma terpaku sama nama pola klasik, tapi lebih fokus ke 'pesan' yang disampaikan oleh candlestick dalam konteks struktur market. Inilah yang kemudian dikenal sebagai “Price Action modern”.

Para penganut Price Action percaya kalau semua informasi yang kamu butuhin udah ada di harga itu sendiri. Kamu nggak butuh indikator macem-macem kalau bisa 'baca' candlestick dengan benar. Beberapa pola candlestick yang populer di kalangan trader Price Action Barat antara lain:

  • Pin Bar (atau Pinocchio Bar): 

Ini mirip banget sama Hammer atau Hanging Man. Ciri khasnya punya ekor yang panjang banget di salah satu sisinya (biasanya dua per tiga dari total panjang bar), dan body kecil di sisi lain. Ini ngasih sinyal kuat penolakan harga di level tertentu. Kalau ekornya di bawah, berarti harga ditolak ke bawah dan kemungkinan mau naik. Kalau ekornya di atas, harga ditolak ke atas dan kemungkinan mau turun.

  • Inside Bar: 

Ini pola yang terdiri dari dua candlestick. Bar kedua (inside bar) itu punya harga tertinggi dan terendah yang 'terjebak' di dalam range bar sebelumnya. Sinyalnya? Indecision atau konsolidasi. Market lagi diem, nunggu arah selanjutnya. Breakout dari inside bar ini sering dijadikan sinyal masuk.

  • Fakey Setup (ala Nial Fuller): 

Nah, kalau ini agak lebih kompleks, tapi sering banget ngerjain trader. Fakey itu kejadian ketika market nyoba nge-break out dari sebuah level (misalnya dari Inside Bar), tapi kemudian gagal dan balik lagi ke dalam range. Ini sinyal palsu yang sering ngejebak banyak trader, makanya disebut 'fakey'. Kalau kamu bisa baca fakey, ini bisa jadi sinyal masuk yang sangat kuat ke arah yang berlawanan dari breakout palsu itu.

Fokus utama dari pendekatan Barat ini adalah konteks. Sebuah candlestick nggak bisa dibaca sendirian. Kamu harus liat di mana candlestick itu muncul, di dekat support/resistance kah? Di tren yang kuat kah? Atau lagi di range sideways? Inilah yang bikin pola-pola Barat ini terasa lebih 'hidup' dan adaptif.

4. Head-to-Head: Perbandingan Pola Jepang vs Pola Barat

Oke, sekarang mari kita adu! 

Fitur

Candlestick Jepang Klasik

Candlestick Barat

Nama Pola

Punya nama khas: Doji, Hammer, Marubozu, Engulfing, dll.    

Lebih deskriptif: Pin Bar, Inside Bar, Fakey.

Fokus Utama

Pola spesifik, bentuk visual, emosi pasar.

Konteks, struktur market (support/resistance, tren), 'cerita' di balik bar.

Asumsi

Pola berulang ngasih sinyal psikologis yang sama.

Market bergerak karena tekanan buyer/seller di level tertentu.

Sinyal

Lebih banyak pola tunggal atau kombinasi 2-3 bar.

Seringkali melibatkan lebih banyak bar untuk konfirmasi (misal, Pin Bar harus di S/R).

Kompleksitas

Lebih mudah dihafal nama dan bentuk polanya.

Membutuhkan pemahaman lebih dalam tentang struktur market dan interpretasi.

Kekuatan

Indikator awal potensi pembalikan/lanjutan.

Sinyal entry/exit yang akurat kalau diinterpretasikan dengan benar di konteks yang pas.

 

Intinya, candlestick Jepang itu kayak kamus pola yang udah baku. Sementara candlestick Barat itu kayak belajar bahasa, kamu harus ngerti konteks dan tata bahasanya biar bisa 'ngomong' sama chart.

5. Mana yang Lebih Akurat? Uji Realitas di Chart

"Terus, mana yang lebih akurat, Bro?"

Pertanyaan bagus! Jawabannya: tergantung pada konteks, bukan sekadar bentuk.

Mari kita ambil contoh sederhana. Misal, kamu nemu pola "Hammer" di chart. Secara teori candlestick Jepang, ini sinyal pembalikan naik. Tapi, kalau Hammer itu muncul di tengah-tengah tren turun yang sangat kuat, jauh dari level support signifikan, dan volumenya kecil, apakah itu akurat? Belum tentu! Bisa jadi itu cuma 'nafas' sebentar sebelum harga lanjut turun lagi.

CANDLESTICK JEPANG VS CANDLESTICK “BARAT”: GAYA SIAPA YANG LEBIH AKURAT UNTUK MARKET SEKARANG INI?

Sekarang bandingkan dengan "Pin Bar". Kalau Pin Bar itu muncul persis di level support kuat yang udah diuji berkali-kali, apalagi kalau ekornya nembus sedikit terus ketarik balik, ini baru sinyal yang punya probabilitas lebih tinggi. Kenapa? Karena dia muncul di konteks yang tepat. Ekor panjang itu nunjukin penolakan kuat di level support, mengindikasikan bahwa pembeli masuk dengan agresif.

CANDLESTICK JEPANG VS CANDLESTICK “BARAT”: GAYA SIAPA YANG LEBIH AKURAT UNTUK MARKET SEKARANG INI?

Kita bisa ngambil studi kasus lain juga. Bayangkan kamu melihat Inside Bar di chart. Secara candlestick Barat, ini sinyal konsolidasi. Kalau harga breakout ke atas dari Inside Bar itu, dan breakout-nya valid (volumenya gede, bar penutupannya kuat), itu baru sinyal yang powerful. Kalau cuma nembus dikit terus balik lagi? Nah, itu bisa jadi fakey, dan malah ngasih sinyal ke arah yang berlawanan.

CANDLESTICK JEPANG VS CANDLESTICK “BARAT”: GAYA SIAPA YANG LEBIH AKURAT UNTUK MARKET SEKARANG INI?

Jadi, kuncinya bukan cuma menghafal nama dan bentuk pola. Tapi, memahami apa yang terjadi di balik setiap candlestick, dan menempatkannya dalam konteks pasar yang lebih besar. Pola klasik Jepang nunjukin potensi. Pendekatan Barat ngasih konfirmasi probabilitas tinggi lewat konteks.

6. Bagaimana Menggabungkan Keduanya dalam Strategi Trading?

Ini dia bagian seru! Kamu nggak harus milih salah satu. Kenapa nggak manfaatin kekuatan keduanya? Menggabungkan candlestick Jepang dan Barat bisa jadi kombinasi maut yang ningkatin akurasi sinyal trading kamu.

Gimana caranya?

  • Gunakan gaya Jepang untuk sinyal awal: 

Misalnya, kamu melihat ada Doji di dekat level support penting. Doji ini ngasih tahu kamu kalau ada keraguan di pasar dan potensi pembalikan. Ini sinyal 'alarm' awal.

  • Gunakan gaya Barat untuk konfirmasi: 

Setelah Doji itu, kamu perhatikan beberapa bar berikutnya. Kalau kemudian muncul Pin Bar bullish yang ekornya panjang banget nolak harga di support itu, atau Inside Bar yang kemudian breakout ke atas, nah itu dia! Pin Bar ini jadi konfirmasi kuat dari sinyal awal Doji tadi. Ini berarti, "Oke, emang beneran nih, ada penolakan kuat di level ini dan pembeli udah mulai ngambil kendali."

Tips membaca niat pasar dari kedua gaya:

  • Dari Jepang: 

Perhatiin panjang body, panjang ekor, dan posisi penutupan relatif terhadap pembukaan. Ini ngasih tahu dominasi buyer/seller dan sejauh mana mereka berhasil mendorong harga.

  • Dari Barat: 

Perhatiin di mana candlestick itu muncul relatif terhadap support/resistance, tren, dan bar-bar sebelumnya. Apakah ada 'pergulatan' di level penting? Apakah ada upaya penembusan yang gagal?

Bayangkan kamu melihat sebuah pola Engulfing bullish (pola Jepang) di dekat area demand. Ini sudah sinyal yang lumayan kuat. Tapi, kalau kemudian bar Engulfing itu juga berfungsi sebagai Pin Bar yang menolak harga di level yang sama, dan ini terjadi setelah sebuah 'fakey' breakdown sebelumnya, maka sinyalnya jadi jauh lebih powerful dan probabilitas keberhasilannya tinggi banget.

7. Bukan Masalah Timur vs Barat, Tapi Siapa yang Bisa Membaca Market Lebih Baik

Jadi, udah jelas kan? Ini bukan soal candlestick Jepang lebih baik dari Barat, atau sebaliknya. Kedua pendekatan ini punya kelebihan masing-masing.

Candlestick Jepang ngasih kita dasar-dasar, pola-pola klasik yang udah teruji waktu dan nunjukin emosi pasar. Mereka kayak alfabetnya. Sementara pendekatan Barat, terutama Price Action, ngajarin kita gimana 'ngeja' dan 'baca' kalimat dari alfabet itu di dalam konteks yang lebih besar.

Market modern memang bergerak cepat dan dinamis. Kita nggak bisa cuma bergantung sama satu bentuk pola aja. Kita harus bisa 'berdialog' dengan chart, memahami cerita di balik setiap batang lilin. Menggabungkan kearifan klasik dari Jepang dengan pendekatan kontekstual dari Barat adalah kunci buat jadi trader yang lebih canggih dan akurat.

Lagian, dunia trading itu seni sekaligus ilmu. Semakin banyak alat yang kamu punya, semakin kamu ngerti cara pakainya di kondisi yang berbeda, semakin tinggi peluang kamu buat sukses.

Nah, gimana nih, kamu lebih suka gaya candlestick Jepang yang klasik, atau gaya Barat yang fokus ke konteks? Atau jangan-jangan, kamu udah nyoba ngegabungin keduanya dan udah nemuin 'ramuan' rahasia kamu sendiri? 

Cocokkan gaya candlestick-mu dengan karakter market hari ini. Coba gabungkan dua dunia ini, coba praktekin di akun demo yang bisa kamu bikin di QuickPro sebelum lanjut ke akun riil, dan temukan strategi terbaikmu!

 

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest