Sepinya Stimulus Belanja, Bagaimana Nasib Ekonomi Indonesia?

avatar
· 阅读量 57

Mandiri Institute memperkirakan bahwa dorongan stimulus yang selama ini membuat masyarakat aktif berbelanja mulai mereda pada kuartal III-2025. Kondisi ini berpotensi menahan laju konsumsi masyarakat yang sebelumnya cukup tinggi.

Hal tersebut tercermin dari Mandiri Spending Index (MSI) yang pada September 2025 turun ke level 279,5, setelah pada kuartal I dan II-2025 sempat mendekati level 300, terutama saat libur sekolah pertengahan tahun. Sebagai perbandingan, pada momentum Ramadan 2025 (Maret–April), MSI masih berada di level 284,6.


“Sejak akhir Juli hingga sekarang, memang tidak ada lagi faktor stimulus yang mendorong konsumen untuk belanja,” ujar Kepala Mandiri Institute, Andre Simangunsong, dalam acara Mandiri Macro and Market Brief 3Q25 Indonesia Economic Outlook, Kamis (28/8/2025).


Pola Belanja di Berbagai Wilayah

Mandiri Institute mencatat tren perlambatan belanja terjadi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Per 1 September 2025, nilai MSI tercatat:


  • Sumatera: 324
  • Jawa: 254,7
  • Kalimantan: 576,4
  • Sulawesi: 426,6
  • Bali & Nusa Tenggara: 225
  • Maluku & Papua: 552,5

Berdasarkan Kelompok Belanja

Sejumlah kelompok pengeluaran juga mengalami penurunan signifikan pada kuartal III-2025, di antaranya:

  • Keperluan rumah tangga (household): 161,2
  • Pendidikan: 226,2
  • Leisure/rekreasi: 216,3

Andre menjelaskan, sebelumnya konsumsi sempat naik karena adanya berbagai promo saat Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Namun, setelah periode itu berakhir, tren belanja kembali menurun, termasuk untuk kebutuhan rumah tangga dan elektronik.


Dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Mandiri Institute menilai perlambatan konsumsi ini akan memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Data BPS sebelumnya mencatat, pada kuartal II-2025 ekonomi RI tumbuh 5,12% (year-on-year). Namun, pada kuartal III-2025, pertumbuhan diperkirakan hanya berada di kisaran 4,9%–5%.


Menurut Dian Ayu Yustina, Kepala Departemen Riset Ekonomi Makro dan Pasar Keuangan Bank Mandiri, melandainya pertumbuhan ekonomi terutama disebabkan hilangnya faktor musiman yang biasanya mendorong konsumsi rumah tangga. Padahal, komponen konsumsi rumah tangga sendiri menyumbang lebih dari 50% terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Hitungan kami menunjukkan kuartal III kemungkinan hanya bisa mencapai kisaran 4,9–5%, sedikit melandai dibanding kuartal sebelumnya,” jelas Dian.


Dengan demikian, tanpa adanya stimulus tambahan atau penggerak konsumsi baru, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2025 diperkirakan akan lebih lemah dibanding periode sebelumnya.

#indonesia##Economy#

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest