
Rupiah kembali tertekan terhadap dolar AS di awal pekan ini. Berdasarkan data Refinitiv, Senin (22/9/2025), rupiah ditutup melemah 0,09% ke level Rp16.600 per dolar AS. Sepanjang perdagangan, rupiah bahkan sempat menyentuh Rp16.635 sebelum ditutup sedikit menguat dari level terendahnya.
Pelemahan ini menandai tren negatif rupiah selama tiga hari beruntun sejak Kamis (18/9/2025). Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) tercatat stagnan di level 97,647 pada pukul 15.00 WIB, setelah sebelumnya menguat 0,30% pada akhir pekan lalu.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan, tekanan terhadap rupiah datang dari faktor global maupun domestik. Meski begitu, ia optimistis tren rupiah akan kembali stabil, ditopang prospek ekonomi yang positif, inflasi rendah, dan imbal hasil aset yang masih menarik.
Namun, pemangkasan BI Rate sebesar 25 bps ke 4,75% menuai perhatian investor asing. Sejumlah pihak menilai langkah agresif BI berisiko memicu persepsi independensi bank sentral yang melemah. Howie Schwab, Portfolio Manager Driehaus Capital, mengingatkan perlunya komunikasi yang lebih jelas agar kepercayaan investor tetap terjaga dan premi risiko rupiah tidak bertahan tinggi terlalu lama.
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()