Harga Minyak Dunia Naik Tipis di Tengah Bayang-Bayang Oversupply

3 Oktober 2025 — Harga minyak global bergerak naik pada perdagangan Jumat (3/10) pagi meski pasar dibayangi sentimen beragam, mulai dari rencana OPEC+ meningkatkan pasokan hingga prospek melemahnya permintaan.

Data Refinitiv mencatat, pukul 10.05 WIB harga minyak mentah Brent naik ke US$64,36 per barel dari sebelumnya US$64,11. Sementara minyak WTI menguat ke US$60,73 per barel dari posisi US$60,48.

Kabar bahwa OPEC+ berencana menambah produksi hingga 500 ribu barel per hari (bpd) pada November—tiga kali lipat dari tambahan Oktober—mendorong kekhawatiran oversupply. Arab Saudi disebut mendorong strategi agresif untuk merebut kembali pangsa pasar.

Menurut JPMorgan, pasar minyak memasuki fase surplus besar pada kuartal IV-2025 hingga 2026, dipicu oleh peningkatan pasokan OPEC+, pemeliharaan kilang, dan turunnya permintaan musiman. Laporan HFI Research juga memperingatkan inventori minyak AS dan global berpotensi terus meningkat hingga akhir tahun.

Data EIA terbaru mendukung pandangan ini, dengan persediaan minyak mentah, bensin, dan distillate AS naik akibat menurunnya aktivitas kilang dan permintaan. Sementara PVM Energy mencatat revisi turun proyeksi permintaan minyak global sekitar 150 ribu bpd sejak awal 2025.

Meski demikian, ada faktor yang menahan penurunan lebih lanjut.

Kekhawatiran potensi gangguan pasokan dari Rusia muncul setelah G7 berjanji memperketat tekanan terhadap Moskow. Selain itu, langkah China menambah cadangan minyak juga membantu menopang harga. Colonial Pipeline di AS pun kembali beroperasi usai sempat terganggu.

Dengan kondisi ini, penguatan harga minyak saat ini masih dianggap rapuh, berada di antara dukungan geopolitik yang mendorong harga dan risiko oversupply yang menekan prospek jangka menengah.