Nilai tukar rupiah dibuka stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Senin (6/10/2025). Berdasarkan data Refinitiv, rupiah tetap berada di posisi Rp16.530/US$, sama seperti penutupan perdagangan Jumat (3/10/2025) ketika mata uang Garuda menguat 0,30%. Dalam sepekan terakhir, rupiah tercatat menguat 1,17% terhadap dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB tercatat naik 0,34% ke level 98,052, setelah sebelumnya melemah 0,44% dan ditutup di level 97,723 pada Jumat lalu.
Sentimen Global dan Ketidakpastian Politik AS
Pergerakan rupiah hari ini diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh fluktuasi indeks dolar. Penguatan dolar AS terjadi di tengah meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven akibat ketidakpastian politik dan fiskal di Washington.
Pemerintahan AS masih menghadapi penutupan pemerintah (government shutdown) yang belum berakhir. Kebuntuan antara Presiden Donald Trump dan Kongres menyebabkan ratusan ribu pegawai federal dirumahkan tanpa bayaran, serta sejumlah layanan publik berhenti beroperasi.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di pasar, namun secara paradoks mendorong penguatan dolar karena investor global tetap menilai greenback sebagai aset paling aman di tengah ketidakpastian fiskal.
Faktor Domestik: Menanti Data Cadangan Devisa BI
Dari sisi domestik, pelaku pasar menunggu rilis data cadangan devisa Indonesia (cadev) dari Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan pada Selasa (7/10/2025).
Pada Agustus 2025, posisi cadev tercatat sebesar US$150,7 miliar, turun dari US$152,0 miliar pada Juli. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta intervensi BI di pasar valas dan instrumen Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah tekanan dolar.
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()