Yen Jepang (JPY) terus melemah terhadap dolar AS (USD), menyentuh level terendah sejak awal Agustus pada perdagangan sesi Asia, Selasa (7/10/2025). Pelemahan ini terjadi setelah hasil tak terduga dalam pemilihan kepemimpinan Jepang memicu spekulasi bahwa kebijakan fiskal akan menjadi lebih longgar, yang berpotensi menunda rencana kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BoJ).
Dampak Kemenangan Sanae Takaichi
Kemenangan Sanae Takaichi dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) memicu ekspektasi bahwa Jepang akan menerapkan kebijakan belanja publik besar-besaran. Takaichi, yang dikenal dovish, diperkirakan akan resmi menjadi Perdana Menteri perempuan pertama Jepang pada pertengahan Oktober. Harapan terhadap kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dianggap dapat menyulitkan BoJ dalam mempertahankan arah kebijakan pengetatan, sehingga menekan nilai yen lebih lanjut.
Namun, data yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Jepang menunjukkan bahwa belanja rumah tangga naik 2,3% secara tahunan pada Agustus, menandai kenaikan empat bulan berturut-turut. Data ini memberi sedikit dukungan bagi BoJ untuk tetap melanjutkan langkah pengetatan, meski efeknya terhadap penguatan yen masih terbatas.
Pasar Saham dan Dolar AS Menjadi Penekan Tambahan
Optimisme investor juga mendorong indeks Nikkei 225 mencetak rekor tertinggi baru, sehingga mengurangi permintaan terhadap yen sebagai aset safe-haven. Di sisi lain, dolar AS berhasil kembali menguat setelah sempat terkoreksi di akhir pekan lalu, didorong oleh minat beli teknikal di sekitar level psikologis 150,00.
Meski begitu, penguatan dolar masih tertahan oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan kekhawatiran terhadap penutupan pemerintahan AS (government shutdown) yang berkepanjangan. Berdasarkan alat FedWatch CME, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dan Desember masing-masing mencapai 95% dan 84%.
Tekanan Politik di AS Menambah Ketidakpastian
Pemerintah federal AS kini memasuki hari keenam penutupan akibat kebuntuan antara Partai Republik dan Demokrat terkait RUU pendanaan. Senat kembali gagal mencapai kesepakatan, sementara kubu Demokrat menolak rancangan yang diajukan Partai Republik dan menuntut perpanjangan subsidi kesehatan untuk jutaan warga.
Situasi ini menambah ketidakpastian terhadap prospek ekonomi AS, sekaligus menjadi faktor penahan penguatan dolar di tengah pasar yang menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada Kamis serta risalah rapat FOMC yang akan dirilis Rabu waktu setempat.
Prospek Teknis USD/JPY
Secara teknikal, pasangan USD/JPY menembus level psikologis 150,00, memperpanjang reli dari pantulan Simple Moving Average (SMA) 100-hari. Indikator momentum harian masih berada di wilayah positif dan belum menunjukkan tanda jenuh beli, mengindikasikan peluang lanjutan kenaikan menuju area 151,00 (level tertinggi Agustus).
Jika koreksi terjadi, area 149,40–149,00 diperkirakan menjadi zona support kuat, sementara penembusan di bawah 148,35 bisa memicu tekanan tambahan dan menggeser bias jangka pendek menjadi bearish.
Secara keseluruhan, Yen Jepang tetap di bawah tekanan di tengah kombinasi ekspektasi kebijakan fiskal longgar di dalam negeri dan pelonggaran moneter global, sementara prospek pemangkasan suku bunga The Fed serta ketidakpastian politik AS menjadi faktor penentu arah USD/JPY dalam waktu dekat.
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()