Sinyal Dovish RBNZ Tekan NZD, Akankah GBP/NZD Pertahankan Momentum Naiknya?

Pergerakan GBP/NZD pada time frame H1 masih berada dalam bullish area, di mana harga saat ini sedang menguji support dinamis WMA 41. Area ini menjadi titik krusial bagi buyer untuk mempertahankan momentum kenaikan yang sudah terbentuk sejak awal pekan.

Jika harga mampu melakukan reversal pada time frame lebih rendah (M5–M15) dan membentuk struktur higher low baru, maka peluang kenaikan berlanjut cukup kuat dengan potensi menuju resistance di area 2.34400–2.35000.

Namun, jika harga justru menembus dan menutup di bawah WMA 41 disertai tekanan jual yang solid, maka sinyal pergantian arah tren jangka menengah akan semakin kuat dan harga berpotensi melanjutkan penurunan menuju area 2.32600–2.32000. 

Faktor Teknis Penting:

1️⃣ WMA 41 sebagai Support Dinamis
WMA 41 menjadi batas penting yang menahan koreksi harga sejauh ini. Selama harga bertahan di atasnya, struktur bullish masih valid. Break kuat di bawah area ini akan mengubah bias menjadi netral hingga bearish.

2️⃣ S/R Zone (2.33400–2.33800)
Zona ini menjadi area reaksi utama di mana buyer dan seller sama-sama aktif. Konfirmasi arah di zona ini akan menentukan dominasi tren berikutnya.

3️⃣ Area Resistance 2.34400–2.35000
Jika harga mampu menembus level ini, maka tren naik berpotensi berlanjut dengan target selanjutnya di sekitar 2.35500.

Analisa Fundamental 

1. Kebijakan Moneter RBNZ (Reserve Bank of New Zealand)
Baru-baru ini, RBNZ memotong suku bunga sebesar 50 basis point (bps) menjadi ~2,5 % sebagai respons terhadap perlambatan ekonomi dan tekanan biaya hidup. 
Langkah dovish ini memperlemah NZD relatif terhadap mata uang lain, karena suku bunga yang lebih rendah membuat instrumen berbasis NZD kurang menarik bagi investor dalam jangka pendek.

2. Dinamika Ekonomi Inggris & Tekanan Inflasi
Inggris masih menghadapi inflasi tinggi yang menjadi beban bagi konsumsi dan daya beli. IMF memperingatkan bahwa inflasi Inggris berpotensi menjadi yang tertinggi di antara negara G7. 

Bank of England (BoE) berada dalam posisi sulit: jika ia terlalu cepat melonggarkan kebijakan, inflasi bisa tetap tinggi; namun pertumbuhan ekonomi yang lambat membatasi ruang untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut. Data ekonomi Inggris seperti PMI manufaktur juga menunjukkan sinyal pelemahan. 

3. Sentimen Global, Yield, & Risiko Eksternal
Pasar global sekarang sangat sensitif terhadap kebijakan The Fed dan pergerakan suku bunga di AS. Jika The Fed menunjukkan sikap hawkish lebih lama, itu dapat mendorong dolar AS menguat dan menekan cross-currency seperti GBP/NZD. Yield obligasi AS yang tetap tinggi menambah beban bagi aset berisiko dan memperketat arus modal global.

Ketidakpastian geopolitik, konflik regional, dan tekanan komoditas juga meningkatkan risiko pasar yang bisa menguntungkan safe haven atau mata uang negara besar penghasil komoditas termasuk NZD dalam beberapa skenario.

4. Perjanjian Perdagangan & Hubungan Dua Arah
Inggris dan Selandia Baru telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement, FTA), yang mengurangi tarif atas ekspor New Zealand ke Inggris. Dalam jangka menengah, itu mendukung hubungan perdagangan bilateral dan bisa memberikan dukungan bagi NZD lewat ekspor komoditas, terutama produk pertanian/dairy.

🔄 Skenario Potensial:

🔹Skenario Bullish (Utama)
Jika harga mampu rebound dari WMA 41 dan menunjukkan pola pembalikan di M5/M15, peluang kenaikan menuju 2.34400–2.35000 semakin terbuka.

🔹 Skenario Bearish (Alternatif)
Jika harga break kuat di bawah WMA 41 dan candle H1 menutup bearish, maka potensi penurunan menuju 2.32600–2.32000 akan meningkat.

✅ Kesimpulan