Saat trading forex, kebanyakan trader sibuk cari indikator terbaik, strategi paling ampuh, atau setup entry yang “paling presisi”. Padahal, yang sering bikin akun jebol bukan salah strategi, tapi money management yang berantakan.
Kalau kamu serius mau bertahan lama di dunia forex, money management harus jadi fondasi utama. Tanpa money management yang benar, strategi terbaik pun bakal gagal. Dengan money management yang sehat, bahkan strategi sederhana bisa menghasilkan equity yang stabil.
Misalnya ada 2 trader:
Trader B: winrate 70%, tapi over-lot, tak pakai stop loss, dan sering revenge trading.
Siapa yang bakal bertahan lebih lama?
Trader A, pastinya.
Money management memengaruhi 3 hal penting: umur akun (survivability), stabilitas equity, dan kemampuan menghadapi losing streak.
1. Tentukan Risk Per Trade (1 - 2% dari Akun)
Ini prinsip klasik, tapi justru yang paling sering dilanggar.
Contoh:
Modal: $500
Risk per trade: 2%
→ Artinya, maksimal rugi $10 per posisi
Dengan cara ini, bahkan kalau kamu kena 10 kali loss berturut-turut pun, akunmu masih aman untuk lanjut trading dan evaluasi strategi.
Tips Followme:
• Jangan naikkan risk saat lagi emosi atau ingin cepat balik modal.
2. Gunakan Lot Size yang Masuk Akal
Banyak pemula pakai lot besar karena “biar cepat cuan”, tapi itu sama saja seperti masuk ke market sambil bawa bensin.
Tips Followme:
• Modal $100 - 300 → lot 0.01 - 0.03
• Modal $300 - 700 → lot 0.03 - 0.07
• Modal $1.000 - 3.000 → lot 0.07 - 0.20
Contoh: Dengan modal $100 lalu pakai lot 0.10, stop loss 30 pips saja sudah rugi sekitar $30 (30% modal). Kebayang risikonya?
3. Wajib Pasang Stop Loss
Stop loss adalah rem. Tanpa rem, mobil secanggih apa pun tetap berbahaya.
Kenapa Sih Stop Loss Penting?
• Market forex bisa gerak ratusan pips dalam hitungan menit saat news besar (NFP, CPI, FOMC).
• Stop loss melindungi akunmu ketika analisa meleset.
Contoh: Misal kamu beli XAUUSD di 4000 tanpa stop loss. Ternyata terjadi rilis data CPI, harga turun 300 pips dalam beberapa menit.
Dengan SL, kerugianmu terkontrol.
Tanpa SL, kamu mungkin kehilangan 20–50% modal dalam satu posisi.
4. Hindari Overtrading
Overtrading biasanya muncul karena FOMO, ingin cepat balik modal, atau tidak ada trading plan. Batasi entry per hari dan catat semua transaksi di trading journal.
Cara sederhana:
• Maksimal 2 - 3 entry per hari.
• Kalau udah kena loss 2x berturut-turut, berhenti dan evaluasi.
• Punya target harian realistis. Misalnya: $5 - $20 kalau kamu pake akun kecil.
5. Pakai Risk-Reward Ratio yang Sehat
Banyak trader profit kecil tapi loss besar. Akhirnya grafik equity jadi seperti gergaji: lama naiknya, cepat turunnya.
Risk - Reward yang ideal adalah 1:1.5 atau 1:2
Artinya kalau kamu risk $10, target profit minimal harus $15 - $20.
Dengan RRR seperti ini:
• Winrate 40% pun masih bisa profit.
• Kamu tidak perlu menang banyak, cukup menang lebih besar dari kalah.
6. Jangan All-in & Buka Banyak Pair Sekaligus
Buka banyak pair dengan eksposur sama sama saja menggandakan risiko, karena banyak pair berkorelasi. Prinsip yang baik: satu setup → satu risiko.
Contoh korelasi: misal kamu buy di pair EURUSD, GBPUSD, dan XAUUSD. Saat USD menguat, tiga-tiganya bisa kena stop loss sekaligus.
7. Punya Trading Plan Yang Wajib Diikutin
Trading plan bukan aturan ribet. Cukup isi tiga hal:
• Kapan entry? (setup apa?)
• Di mana pasang SL & TP?
• Berapa lot tiap trade?
Money management bekerja hanya jika kamu berdisiplin. Tanpa plan, semua jadi gak terkontrol.
Kesimpulan: Money Management = Umur Panjang dalam Trading
Banyak trader bisa profit, tetapi tidak semua bisa survive. Skill bertahan itulah yang membedakan trader pemula dengan trader yang benar-benar paham permainan.
Kalau kamu ingin akunmu tumbuh stabil:
- Jaga risk per trade
- Pakai lot size sehat
- Gunakan stop loss
- Hindari overtrading
- Patuhi trading plan
Trading bukan soal siapa paling cepat kaya, tapi siapa yang paling bisa mengelola risiko.
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


加载失败()