
Pasar kini menghadapi ketidakpastian tajam menjelang keputusan suku bunga The Fed Desember 2025. Data ekonomi yang tidak lengkap akibat government shutdown AS, tekanan inflasi yang masih tinggi, dan perbedaan pandangan di internal Federal Reserve menciptakan dilema kebijakan nyata bagi investor dan trader forex.
USD kini menjadi pusat perhatian, karena setiap pernyataan anggota Fed dapat memicu volatilitas tajam di pasar global.
Fed Terpecah: Doves, Hawks, dan Undecided
Menjelang FOMC Desember, The Fed terbagi menjadi tiga kubu:
- Dovish: Mendorong pemangkasan suku bunga untuk mendukung lapangan kerja.
- Hawkish: Khawatir inflasi kembali melonjak jika suku bunga terlalu rendah.
- Undecided: Masih menunggu data terbaru untuk menentukan sikap.
Ketegangan ini bukan sekadar prediksi. Boston Fed President Susan Collins menekankan risiko inflasi, sedangkan Fed Governor Stephen Miran tetap mendorong pemangkasan besar jika data ekonomi mendukung.
Fed Chair Jerome Powell sendiri menolak ekspektasi pemangkasan Desember dalam konferensi pers pasca FOMC 29 Oktober: “Far from it,” katanya kepada wartawan.
Kini pasar melihatnya seperti coin toss karena The Fed harus menyeimbangkan dual mandate:
- Menurunkan suku bunga → mendukung lapangan kerja tapi berpotensi memicu inflasi.
- Mempertahankan suku bunga → menahan inflasi tapi bisa melemahkan pasar tenaga kerja.
Trader forex harus memahami dilema ini, karena setiap komentar anggota Fed dapat memicu volatilitas tajam di USD/major pairs, membuka peluang trading scalping maupun swing.
Data Ekonomi dalam Kabut: Inflasi, Pengangguran, dan Shutdown
Government shutdown AS membuat Fed harus mengandalkan survei swasta dan data parsial karena banyak indikator resmi tertunda. Pre-shutdown, inflasi tercatat 3% YoY dan pengangguran 4,3%. Tekanan harga muncul tidak hanya dari barang konsumsi, tetapi juga dari sektor layanan seperti kesehatan, listrik, dan asuransi.
Investor dan trader harus siap menghadapi volatilitas tinggi pada pasangan USD/major pairs, karena pasar bereaksi terhadap data parsial dan setiap komentar anggota Fed yang bisa mengejutkan.
Wall Street Menggeser Ekspektasi ke 2026
Sebelumnya, pasar memperkirakan pemangkasan FFR Desember 2025 hampir pasti. Beberapa anggota Fed bahkan menunggu third cut 2025. Kini probabilitas pemangkasan Desember turun menjadi 44,4% menurut CME FedWatch.
Mayoritas analis Wall Street memproyeksikan pemangkasan suku bunga lebih mungkin terjadi pada awal 2026 dan bertahap. BlackRock, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley menempatkan target FFR akhir 2026 di kisaran 3,4–3,5%. Trader perlu memahami bahwa penundaan ini dapat menciptakan fluktuasi USD jangka pendek dan peluang trading scalping maupun swing.
Risiko dan Volatilitas: Apa yang Trader Perlu Waspadai
Trader perlu memperhatikan:
- Perbedaan sikap internal Fed → komentar mengejutkan bisa memicu spike USD.
- Data parsial akibat shutdown → pasar bereaksi pada sinyal kecil, bukan angka lengkap.
- Sektor sensitif suku bunga → forex, saham teknologi, dan obligasi AS mengalami pergerakan tajam.
Strategi yang tepat termasuk hedging, memantau pergerakan USD/IDR dan cross currency, serta menggunakan Followme.com untuk melihat setup dan insight trader global menghadapi ketidakpastian ini.
Kesimpulan dan Tips Trader
The Fed menghadapi dilema nyata antara menahan inflasi dan mendorong lapangan kerja, yang langsung memengaruhi USD dan pasar global. Trader Indonesia yang memahami risiko dan membaca sinyal internal Fed dapat memanfaatkan volatilitas ini untuk strategi jangka pendek maupun swing trade.
📊 FAQ — Fed dan Forex
Apakah The Fed akan memangkas suku bunga Desember 2025?
Bagaimana internal Fed memengaruhi pasar forex?
Faktor ekonomi apa yang paling memengaruhi keputusan The Fed?
Kapan kemungkinan pemangkasan suku bunga terjadi menurut Wall Street?
Bagaimana trader Indonesia bisa memanfaatkan informasi ini?
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


加载失败()