Risk-off Marak, Dolar AS Menguat Jelang Rilis Notulen FOMC

avatar
· 阅读量 189

Indeks dolar AS (DXY) melambung hingga tembus ambang 93.00 menjelang rilis notulen FOMC beberapa jam ke depan. Ekspektasi tapering The Fed memudar gegara data-data ekonomi AS yang cenderung beragam belakangan ini, tetapi permintaan terhadap USD meningkat lantaran menguatnya sentimen risk-off di tengah pandemi berkepanjangan.

Risk-off Marak, Dolar AS Menguat Jelang Rilis Notulen FOMC

Laporan penjualan ritel AS kemarin menunjukkan terjadinya penurunan hingga -1.1 persen (Month-over-Month) pada bulan Juli 2021, padahal pertumbuhan sempat positif 0.7 persen pada periode sebelumnya. Penurunan ini juga lebih buruk dibanding ekspektasi konsensus yang hanya memperkirakan penurunan sampai -0.3 persen saja.

Laporan dari sektor perumahan AS hari ini tak kalah mengecewakan. Data Housing Starts jatuh 7.0 persen pada periode Juli 2021, meskipun Building Permits tumbuh moderat dengan laju 2.6 persen.

Aneka data ekonomi berfrekuensi tinggi tersebut menumbuhkan keraguan terhadap prospek tapering The Fed. Situasi seperti itu biasanya mengakibatkan depresiasi USD. Namun, risiko global saat ini membuat pelaku pasar lebih menyukai aset-aset safe haven seperti USD daripada mata uang komoditas dan aset high risk serupa.

Baca Juga:   BERITA SAHAM RABU 14/11/2018 - BTN GORONTALO TAWARKAN KPR BERSUBSIDI UNTUK PNS

“Kita punya banyak risiko makro yang melingkupi pasar saat ini,” kata Simon Harvey, analis pasar FX senior di Monex Europe, sebagaimana dikutip oleh Reuters, “Kita punya risiko perlambatan ekonomi China, peningkatan kasus Delta di wilayah Asia-Pasifik, dan pertumbuhan yang lebih lambat secara umum.”

Dolar New Zealand termasuk mata uang yang tertekan gegara kekhawatiran ini. Pernyataan kebijakan bank sentral New Zealand (RBNZ) sebenarnya cukup hawkish, karena hanya menunda kenaikan suku bunga dan bukannya membatalkan rencana rate hike. Namun, pemberlakuan lockdown senegara mulai hari Selasa hingga akhir pekan ini telah memicu kekhawatiran pasar terhadap outlook ekonomi setempat. Apalagi karena pemberlakuan lockdown itu hanya disebabkan oleh penemuan satu kasus COVID-19 Delta belaka.

Di sisi lain, pasar berharap notulen rapat FOMC tanggal 27-28 Juli yang diterbitkan esok dini hari bakal mengungkap petunjuk baru tentang arah kebijakan Federal Reserve AS. Apabila notulen tak menunjukkan sinyal baru, pencarian petunjuk berikutnya akan beralih ke simposium Jackson Hole pekan depan.

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest