Pada pertemuan hari Rabu (15/Desember) atau Kamis dini hari WIB, Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan pada level terendah 0.25 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya. Di samping itu, The Fed juga secara resmi mengonfirmasi percepatan laju tapering sebagai respon atas lonjakan inflasi yang mencapai rekor tertinggi baru baru ini.
Dalam statement beberapa waktu lalu, ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pembuat kebijakan (FOMC) sepakat untuk mengurangi pembelian obligasi menjadi $30 miliar per bulan. Angka ini naik dua kali lipat lebih besar ketimbang laju tapering sebelumnya sebesar $15 miliar per bulan.
“Perekonomian AS tidak lagi membutuhkan dukungan kebijakan longgar”, kata ketua The Fed, Jerome Powell dalam konferensi pers seusai mengumumkan suku bunga. Powell lalu menambahkan ekonomi AS sudah pulih sangat cepat dibandingkan kondisi paruh pertama 2020, ketika pandemi pertama kali menyebar di AS.
“Laju inflasi sudah sangat tinggi dan dalam pandangan saya, pasar tenaga kerja AS saat ini semakin mendekati full employment… Kondisi ini membuat pejabat The Fed yang paling dovish sekalipun setuju untuk mulai keluar dari kebijakan akomodatif”, ujar Powell.
Percepatan laju tapering sejatinya telah diantisipasi oleh pasar, namun hal menarik adalah prospek kenaikan suku bunga untuk tahun depan terbuka lebar. Bahkan The Fed secara gamblang menyebut kemungkinan akan ada tiga kali Rate Hike pada tahun 2022 mendatang. Mengenai proyeksi suku bunga, The Fed memperkirakan rate akan berada pada level 0.9 persen depan lalu, kemudian meningkat menjadi 1.6 persen pada tahun 2023.
Pasca pengumuman kebijakan moneter The Fed bulan Desember, dolar AS terpantau melemah terhadap mata uang mayor. Kondisi ini tercermin dari pergerakan indeks DXY yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mayor currencies berada pada kisaran 96.32 atau melemah 0.24 persen dari harga open harian.
Pelemahan dolar AS ini lebih disebabkan oleh fenomena “Buy The Rumor, Sell The News” sehingga investor secara serentak melikuidasi posisi Long dolar yang sudah terakumulasi dalam beberapa hari terakhir. Namun analis memperkirakan dolar AS berpeluang kembali menguat dalam jangka menengah seiring dengan pengetatan yang dilakukan oleh The Fed.
作者:Pandawa,文章来源SeputarForex,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


加载失败()