Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, IHSG pada perdagangan kemarin (17/2), ditutup di zona merah di level 6835,11 (-0,22%). Pelemahan IHSG terjadi lantaran minimnya sentiment positif dari dalam negeri serta terjadi volatilitas yang cukup tinggi mengingat kondisi ekonomi global yang belum stabil. Sektor yang mendorong penurunan IHSG yaitu energy (-0.96%), transportasi (-0.96%) dan sector basic materials (-0.66%). Investor asing membukukan net buy sebesar Rp 430 milliar, dengan saham yang paling banyak dikumpulkan adalah: AALI, ARTO, BBNI.
Secara teknikal, IHSG belum berhasil menguji resistance pentingnya, namun IHSG berhasil menutup gap up yang di buat pada hari sebelumnya serta masih ditutup di atas MA 5. Beberapa saham yang memiliki potensi kenaikan yaitu: EMTK, SCMA, ANTM, BBRI, GGRM, JSMR, RALS.
Di sisi lain, Bursa AS ditutup melemah cukup tajam, pasar tertekan karena belum berakhirnya tensi geopolitik setelah pernyataan Joe Biden bahwa potensi Russia untuk menginvasi Ukraine sangat tinggi, serta beberapa rilis laporan keungan Q4 yang kurang memuaskan juga membebani bursa di AS namun para pekaku pasar melihat adanya ancaman inflasi akan lebih berpengaruh terhadap kondisi pasar di AS mengingat inflasi AS yang sudah naik tajam.
MARKET OUTLOOK
Dari bursa Asia sudah di buka tertekan di zona merah, saat laporan ini di tulis index Nikkei 225 tertekan -1,3% serta index Kospi -0,9%, para pelaku pasar merespon negative rilisnya data inflasi di Jepang yang sudah mengalami trend penurunan yaitu 0,5% YoY di bulan January jika di bandingkan bulan Desember 2021 yang mengalami inflasi 0,8% serta kenaikan inflasi di Jepang pada bulan January ini lebih rendah dari projeksi pasar yaitu 0,9%.
Sementara dari dalam negeri, IHSG pada hari ini diperkirakan akan diperdagangkan di zona merah melihat bursa regional yang juga di perdagangkan di zona merah serta hari akan ada rilis data current account Indonesia yang akan di proyeksikan mengalami defisit.
“IHSG akan bergerak pada rentang 6790– 6850,” sebut analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Jumat (18/2/2022).
加载失败()