Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa (19/4/2022) di tengah penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi Treasury AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange anjlok 27,4 poin atau 1,4 persen ke level US$1.959,00 per troy ounce. Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau melemah 0,03 persen ke level US$1.949,48 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,22 persen ke level 101 pada penutupan perdagangan Selasa. Ini merupakan level tertinggi selama lebih dari dua tahun terakhir.
Kenaikan dolar AS membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS juga meningkat di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneternya.
Presiden Fed St Louis,James Bullard pada Senin (18/4) mengulangi pernyataannya untuk meningkatkan suku bunga menjadi 3,5 persen pada akhir tahun untuk mengendalikan inflasi.
Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan komentar-komentar hawkish dari para pejabat The Fed mendorong suku bunga nominal dan riil di AS naik, sehingga membebani harga emas.
“Namun, inflasi tinggi jangka pendek dan risiko geopolitik kemungkinan masih mendukung arus masuk ke produk emas dan kemungkinan akan mempertahankan perdagangan emas di sekitar level saat ini selama beberapa pekan mendatang," ungkap Staunovo, dilansir Antara, Rabu (20/4/2022).
Namun, meskipun emas dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama krisis politik dan ekonomi, serta kenaikan inflasi, suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan peluang kerugian dengan memiliki emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Dalam waktu dekat, kita mungkin melihat beberapa penurunan emas. Mungkin akan turun hingga 1.920 dolar AS," kata kepala strategi pasar Blue Line Futures Phillip Streible.
作者:Newswire,文章来源bisnis,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()