IMF Pangkas Prospek Pertumbuhan Ekonomi, Harga Minyak Mentah Anjlok

avatar
· 阅读量 285

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah anjlok pada akhir perdagangan Selasa (19/4/2022), di tengah kekhawatiran permintaan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dan memperingatkan tekanan inflasi.

Dilansir Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni anjlok 5,91 poin atau 5,22 persen dan ditutup di US$107,25 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei anjlok US$5,65 atau 5,22 persen ke US$102,56 per barel.

Pada awal perdagangan Rabu (20/4), minyak WTI menguat 0,26 persen atau 0,27 poin ke level US$102,83 per barel.

Harga minyak merosot meskipun OPEC+ mencatat produksi lebih rendah sebesar 1,45 juta barel per hari (bph), di bawah target pada Maret, karena produksi Rusia mulai menurun menyusul sanksi yang dikenakan oleh Barat atas invasinya ke Ukraina.

Rusia memproduksi sekitar 300.000 barel per hari di bawah targetnya pada bulan Maret sebesar 10,018 juta barel per hari, berdasarkan sumber sekunder, laporan tersebut menunjukkan.

OPEC+, yang mengelompokkan OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, bulan lalu menyetujui peningkatan produksi minyak bulanan sebesar 432.000 barel per hari pada bulan Mei, menolak tekanan oleh konsumen utama untuk memompa minyak lebih banyak.

IMF menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi global hampir satu poin persentase penuh, mengutip invasi Rusia, dan mengatakan bahwa inflasi sekarang menjadi "jelas dan menghadirkan bahaya" bagi banyak negara.

Prospek bearish menambah tekanan harga dari perdagangan dolar pada level tertinggi dua tahun. Greenback yang lebih kuat membuat komoditas-komoditas yang dihargai dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, yang dapat mengurangi permintaan.

Presiden Bank Federal Reserve Chicago, Charles Evans pada hari Selasa (19/4) mengatakan The Fed dapat menaikkan kisaran target kebijakan suku bunganya menjadi 2,25 persen hingga 2,5 persen pada akhir tahun, tetapi jika inflasi tetap tinggi kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Sementara itu, Presiden Bank Federal Reserve St. Louis James Bullard mengatakan bahwa pada hari Senin (18/4) bahwa inflasi AS "terlalu tinggi" ketika dia mengulangi pernyataannya untuk meningkatkan suku bunga menjadi 3,5 persen pada akhir tahun guna memperlambat apa yang sekarang menjadi angka inflasi tertinggi 40 tahun.

Perkiraan pertumbuhan IMF yang lebih rendah, bersama dengan Cadangan Minyak Strategis yang melaporkan bahwa stok darurat turun 4,7 juta barel pada hari Senin (18/4). "Menyebabkan beberapa kegelisahan," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.

Kekhawatiran atas pertumbuhan permintaan sudah menjadi fokus setelah jajak pendapat pendahuluan Reuters pada hari Senin (18/4) menunjukkan persediaan minyak mentah AS cenderung meningkat minggu lalu.

Ekonomi China melambat pada bulan Maret, memperburuk prospek yang sudah melemah oleh pembatasan Covid-19 dan konflik di Ukraina. Permintaan bahan bakar importir minyak terbesar di dunia tersebut dapat mulai meningkat karena pabrik-pabrik bersiap untuk dibuka kembali di Shanghai.

Penurunan harga pada hari Selasa (19/4/2022) mengikuti kenaikan lebih dari satu persen pada hari Senin (18/4) ketika harga minyak mencapai level tertinggi sejak 28 Maret karena gangguan pasokan minyak Libya.

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest