
IDXChannel- Nilai tukar (kurs) rupiah sore ini, Senin (18/3/2024) ditutup melemah 91 poin ke level Rp15.690 per USD. Mata uang Garuda melemah 91,5 poin atau 0,59 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di Rp15.599 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan indeks dolar AS menguat setelah data inflasi AS membuat para pelaku pasar waspada terhadap kemungkinan hawkish dari The Fed.

Sementara data upah yang positif dan inflasi yang tinggi memicu spekulasi massal mengenai apakah Bank of Japan (BOJ) akan mengakhiri kebijakan ultra-longgarnya pada minggu ini.
"Pertemuan Fed menunggu isyarat penurunan suku bunga lebih lanjut. Indeks dolar dan indeks dolar berjangka sedikit bergerak di perdagangan Asia pada hari Senin, stabil di dekat level tertinggi dua minggu dengan fokus pada kesimpulan pertemuan dua hari Fed pada hari Rabu," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (18/3/2024).

Meskipun The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya, setiap sinyal mengenai rencana penurunan suku bunga pada 2024 akan diawasi dengan ketat.
Namun, bank sentral juga mungkin akan mengambil tindakan yang lebih hawkish daripada yang diharapkan pasar, terutama karena data terbaru menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada Februari 2024.

Kemudian, spekulasi berakhirnya kebijakan suku bunga negatif dan pengendalian kurva imbal hasil BOJ. BOJ memulai pertemuan dua harinya pada hari Senin, dengan pengumuman keputusannya pada Selasa.
Namun, para analis masih belum sepakat mengenai apakah BOJ akan menaikkan suku bunga pada Maret atau April, dengan konsensus umum sedikit condong ke arah kenaikan suku bunga pada April.
BOJ diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 20 basis poin menjadi 0,1% dari negatif 0,1%.
Dari sentimen domestik, surplus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan berpotensi terus menyempit sepanjang tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2024 mencapai USD870 juta, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar USD2,02 miliar.
Surplus yang berlanjut hingga Februari 2024 bukanlah kondisi yang sehat. Hal ini tercermin dari penurunan pertumbuhan ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan impor. Tercatat, ekspor Februari 2024 turun sebesar 5,79%, sementara impor turun 0,29% secara bulanan.
作者:Nia Deviyana,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()