
IDXChannel – Nilai tukar rupiah mengalami tekanan hebat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (16/4/2024).
Per pukul 10.08 WIB, rupiah melemah 2,12 persen berada di level Rp16.174 per USD.

Sebelumnya, rupiah ditutup Rp15.839 per USD pada perdagangan jelang libur Hari Raya Idul Fitri 2024, Jumat (5/4).
Berdasarkan data Trading View, dalam sebulan rupiah sudah melemah 3,75 persen dan secara mingguan sudah anjlok 1,85 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Ini sesuai dengan proyeksi Bloomberg sebelumnya, yang melaporkan pada Senin (15/4), nilai tukar rupiah bersiap melemah hingga menembus level 16.000 per dolar ketika pasar dibuka kembali pada Selasa.

Kondisi ini bisa memberikan tekanan pada bank sentral untuk meningkatkan intervensi.
Mata uang Garuda juga kemungkinan akan mengikuti penurunan non-deliverable forward (NDF) luar negeri, dengan kontrak satu bulan melemah 1,2 persen sejak 5 April menjadi Rp16.101 per USD.
Sebelumnya, perdagangan rupiah di pasar domestik ditutup selama libur Idul Fitri.
Pelemahan rupiah didukung oleh banyak peristiwa yang terjadi secara internasional ketika Indonesia tengah dalam masa liburan. Sehingga kondisi ini meningkatkan risiko pergerakan pasar besar-besaran ketika para investor kembali.
Data ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat (AS) juga telah mengurangi pertaruhan terhadap laju penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed), sehingga melemahkan minat terhadap aset-aset negara berkembang.
Rupiah juga tersengat sentimen konflik Iran-Israel yang tengah memanas di Timur Tengah.
“Pihak berwenang kemungkinan akan memperlancar pergerakan pasar jika USD/IDR menembus di atas level psikologis 16.000,” kata Wei Liang Chang, ahli strategi makro di DBS Bank Ltd. di Singapura.
Menurutnya, penurunan nilai tukar rupiah seharusnya lebih merupakan upaya untuk mengejar pelemahan mata uang regional terhadap dolar AS dibandingkan faktor lokal.
Bank Indonesia (BI) menghadapi tekanan untuk mendukung rupiah di tengah berlanjutnya penguatan dolar dan arus keluar modal asing.
Bank sentral melakukan kejutan kenaikan suku bunga pada Oktober 2023 lalu setelah pelemahan mata uang yang berkepanjangan.
Beberapa pengamat pasar berspekulasi bahwa kenaikan suku bunga mungkin akan kembali dibahas pada pertemuan bank sentral mendatang pada 24 April.
“Jika dolar-rupiah menembus angka 16.000 pada saat pertemuan BI, saya mengharapkan respons dari BI di luar intervensi,” kata Alvin Tan, kepala strategi mata uang Asia di Royal Bank of Canada di Singapura.
Melihat situasi saat ini, BI diharapkan melakukan intervensi di pasar spot, non-deliverable forward domestik, dan pasar obligasi.
Sementara indeks dolar naik untuk sesi kelima berturut-turut menuju 106,4 pada Selasa (16/4), berada pada level tertinggi dalam lima bulan.
Kenaikan ini karena data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan menunda dimulainya siklus pelonggaran.
Penjualan ritel meningkat 0,7 persen secara bulanan (MoM) di Maret, sementara penjualan ritel tidak termasuk otomotif melonjak terbesar dalam 14 bulan. Kondisi ini menunjukkan konsumsi yang kuat meskipun kondisi keuangan sedang ketat.
Pasar sekarang melihat The Fed melakukan penurunan suku bunga pertamanya pada bulan September, lebih lambat dari perkiraan sebelumnya pada Juni. (ADF)
作者:16/04/2024 10:34 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()