
Tenaga Ahli Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rizal Calvary Marimbo mengatakan banyak investor asing yang menanyakan ketersediaan listrik dari energi baru terbarukan (EBT) sebelum menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu ia meminta kepada PLN untuk terus meningkatkan jumlah ketersediaan EBT Tanah Air.
"Ini market driven, tiap investor yang masuk dia tanya ada EBT-nya gak," kata Rizal dalam keterangan resminya, Jumat (21/6/2024).
Ia mengatakan dulunya investor asing yang mau masuk ke Indonesia menghadapi tiga kendala besar seperti ketersediaan lahan, regulasi, dan perizinan. Namun saat kendala-kendala itu dapat terselesaikan, para investor asing ini malah meributkan sumber listrik harus berasal dari EBT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini tentu sedikit-banyak dapat menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk menarik para investor agar mau menanamkan modalnya di Indonesia. Terlebih mengingat pasokan listrik nasional sebagian besar belum berasal dari EBT.
"Setelah tiga kendala itu diselesaikan oleh pemerintah, muncul tantangan baru yakni ketersediaan listrik. Listriknya pun bukan sembarangan listrik. Dia minta ada EBT tidak," ujarnya.
Secara rinci ia menyebut kapasitas terpasang listrik nasional mencapai 72.976,30 Megawatt. Dari jumlah itu, tercatat realisasi kapasitas terpasang pembangkit EBT di Indonesia sampai 2023 kemarin baru mencapai 8.786 megawatt (MW).
Dalam hal ini pembangkit Listrik Hydro menyumbangkan porsi terbesar dengan komposisi sebesar 5.777 MW, Pembangkit Listrik Panas Bumi sebesar 2.519 MW, dan sisanya berasal dari Surya, Angin, dan Biomassa.
Menurutnya angka ini mengalami pertumbuhan 261 MW dibandingkan tahun sebelumnya (2022) yang baru sebesar 8.525 MW. Namun jumlah ini dirasa masih harus terus ditingkatkan terutama untuk memenuhi kebutuhan industri dan investasi asing.
"Tentu kita minta ke PLN agar EBT-EBT seperti yang di Purwakarta (PLTS Kapasitas 100 MWp) ini diprioritaskan untuk kebutuhan industri-industri besar dulu, sebab ini market multinational company memang sangat cerewet soal asal usul energi suatu produk," jelas Rizal.
"Transisinya berat sebab ada oversupply dari PLTU di Jawa Bali, tapi PLN kita lihat cukup tegas dan cari cara untuk mengawal transisi energi ini," pungkasnya.
作者:Ignacio Geordi Oswaldo -,文章来源republika_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()