Jaga Stabilitas Pasar, China Terus Perketat Short Selling di Bursa Saham

IDXChannel - Pemerintah China terus memperketat aktivitas transaksi saham dengan skema jual kosong (short selling). Langkah ini dilakukan untuk memperkuat stabilitas di pasar modal.

Aktivitas short selling selama ini dinilai oleh otoritas China dan investor sebagai biang keladi penurunan harga saham di bursa saham Shanghai, Beijing, dan Shenzhen. Tak hanya short selling, aktivitas trading dengan menggunakan robot juga akan diperketat.

Dikutip dari Reuters, Jumat (12/7/2024), China Securities Regulatory Commission (CSRC) menyatakan akan memblokir sekuritas atau pialang yang meminjamkan kembali (re-lending) saham kepada short seller. Selain itu, CSRC juga menaikkan batas minimum modal margin bagi short seller dari 80 persen menjadi 100 persen.

Lebih jauh, CSRC meminta otoritas bursa Shanghai untuk menerbitkan panduan yang lebih detail untuk aktivitas jual beli (trading) berbasis robot atau pemrograman, terutama trading aktif dengan frekuensi tinggi.

"Pengetatan terbaru ini akan mendorong sentimen positif di pasar saham," kata Kepala Ekonom First Seafront Fund Management Co, Yang Delong.

Kebijakan-kebijakan baru ini dikeluarkan setelah indeks blue chip China CSI300 turun tujuh minggu berturut-turut. Tekanan terhadap saham berkapitalisasi besar tersebut dikhawatirkan mengganggu perekonomian nasional.

CSRC telah mengambil langkah-langkah mengurangi aktivitas short selling sejak Agustus 2023. Kebijakan baru ini diklaim untuk merespons keluhan investor sekaligus untuk menstabilkan pasar.

(RFI)