
IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) menguat pada perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (12/7/2024).
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup terapresiasi 0,2 persen di level USD82,78 per barel. Sementara minyak Brent bergerak naik 0,11 persen di level USD85,49 per barel pada pukul 08.41 WIB.

Pada Kamis (11/7/2024), kedua kontrak berjangka minyak mencoba rebound dari penurunan tiga hari beruntun seiring penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan data terbaru inflasi negeri paman Sam.
Pada sesi tersebut, minyak WTI ditutup menghijau 1,12 persen dan minyak Brent naik tipis 0,2 persen.
Pada Rabu (10/7), minyak WTI ditutup meningkat 1,29 persen di level USD82,46 per barel. Sementara minyak Brent bergerak naik 0,9 persen di level USD85,42 per barel.
Pada penutupan perdagangan Senin (8/7), harga minyak WTI ditutup memerah tajam 1 persen di level USD82,33 per barel dan minyak Brent terdepresiasi 1,02 persen di level USD85,75 per barel.
Optimisme pasar minyak datang seiring laporan terbaru tingkat inflasi tahunan di AS yang turun selama tiga bulan berturut-turut menjadi 3 persen pada Juni 2024.
Ini menandai angka terendah dalam satu tahun, dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,1 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, CPI mengalami penurunan sebesar 0,1 persen, penurunan pertama sejak Mei 2020, dan bertentangan dengan perkiraan kenaikan sebesar 0,1 persen. Sementara itu, inflasi inti tahunan turun menjadi 3,3 persen, terendah sejak April 2021.
Minyak mentah menguat menguat dua hari beruntun juga didorong data terbaru otoritas energi AS, EIA yang melaporkan penurunan stok minyak mentah negeri paman Sam yang lebih besar dari perkiraan.
Persediaan minyak mentah AS turun 3,444 juta barel, melebihi perkiraan penurunan sebesar 3,0 juta barel. Stok bensin juga turun lebih dari yang diperkirakan.
EIA memproyeksikan permintaan minyak global akan mencapai 104,7 juta barel per hari (bph) pada 2025, sedikit melampaui perkiraan pasokan sebesar 104,6 juta barel per hari, yang mengindikasikan adanya defisit di masa depan.
Di lain pihak, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) optimistis permintaan minyak global akan kuat sepanjang 2024 dan 2025.
Dalam laporan bulanan, OPEC memperkirakan permintaan minyak dunia akan meningkat sebesar 2,25 juta barel per hari (bph) pada 2024 dan 1,85 juta barel per hari di 2025. Perkiraan ini tidak berubah dari proyeksi bulan lalu.
“Mobilitas yang kuat dan perjalanan udara di belahan bumi utara selama liburan musim panas diperkirakan akan meningkatkan permintaan bahan bakar transportasi,” kata OPEC dalam laporannya.
Di sisi lain, pasar kini memperkirakan ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) sebesar 93 persen pada September, naik dari 73 persen yang merupakan perkiraan pada Rabu.
Namun, dalam sepekan ini, harga minyak diperkirakan akan menurun, setelah kenaikan beruntun dalam empat pekan. (ADF)
作者:12/07/2024 09:58 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()