Menperin Bongkar Biang Kerok Industri Tekstil dan Sepatu Tertekan

avatar
· 阅读量 94
Menperin Bongkar Biang Kerok Industri Tekstil dan Sepatu Tertekan
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita/Foto: Kementerian Perindustrian
Jakarta

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita buka-bukaan soal kondisi industri tekstil dalam negeri. Menurut Agus, sektor tekstil justru terkontraksi 0,03% secara tahunan (year on year/yoy) di tengah industri pengolahan lain yang mengalami pertumbuhan.

Agus menyebut terpuruknya sektor tekstil disebabkan penurunan produksi. Hal ini berkaitan dengan produk tekstil impor yang membanjiri pasar domestik.

"Industri tekstil dan pakaian jadi justru mengalami terkontraksi sebesar 0,03% (y-on-y). Ini diakibatkan oleh penurunan produksi tekstil seiring lonjakan produk tekstil impor yang membanjiri pasar domestik," ungkap Agus dalam keterangan tertulis, Selasa (13/8/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga ikut tumbuh melambat, yaitu sebesar 1,93% (yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi alas kaki seiring penutupan beberapa pabrik dampak penurunan permintaan domestik dan luar negeri. Penurunan terjadi di Provinsi Banten, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta.

Agus menerangkan, industri pengolahan sebenarnya konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap perekonomian nasional, yang tercermin pada capaian triwulan II-2024 sebesar 18,52%. Angka tersebut lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sekitar 18,26%. Atas kontribusinya, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada triwulan II, yaitu 0,79 persen.

ADVERTISEMENT

"Untuk triwulan II-2024, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas mencapai 4,63% (yoy), sedikit turun dari pertumbuhan pada triwulan I-2024 yang sebesar 4,64 persen," terang dia.

Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri. Contohnya industri makanan dan minuman yang tumbuh 5,53% karena didukung peningkatan permintaan domestik untuk produk makanan dan minuman seiring adanya momen Idul Fitri dan Idul Adha, serta panen raya padi yang mendorong dari sisi penyediaan.

Berikutnya, industri logam dasar tumbuh 18,07 persen karena didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri, seperti produk besi dan baja serta konsumsi baja nasional. Selain itu, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional yang tumbuh 8,01 persen sejalan dengan peningkatan permintaan domestik dan luar negeri.

Meski begitu, sektor manufaktur Indonesia kini menghadapi tantangan dengan terkontraksinya Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur pada Juli. Hal ini menjadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta pihak berwenang agar waspada.

PMI manufaktur Indonesia tercatat merosot ke level 49,3 poin menjadi fase kontraksi. Padahal selama 34 bulan berturut turut sebelumnya PMI Manufaktur Indonesia mampu bertahan di level ekspansi.

Kondisi sama juga dialami pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juli 2024 yang turun menjadi 52,4 dari IKI Juni 2024 sebesar 52,5. Perlambatan nilai IKI pada Juli lalu dipengaruhi oleh menurunnya nilai variabel pesanan baru dan masih terkontraksinya variabel produksi.

"Ini menunjukkan kepercayaan diri atau tingkat optimisme para pelaku industri yang menurun. Salah satunya karena tidak adanya kepastian hukum yang jelas," imbuhnya.

Agus optimistis, kinerja industri manufaktur di tanah air masih bisa bangkit kembali kalau didukung dengan kebijakan-kebijakan yang probisnis. Kebijakan tersebut antara lain ketersediaan bahan baku untuk produksi, keberlanjutan dan peluasan harga gas industri yang kompetitif, dan ketegasan terkait substitusi impor.

(ily/ara)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest