
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung bergerak beragam di awal perdagangan Kamis (5/9/2024), seiring investor masih ragu untuk kembali masuk ke aset berisiko di awal September yang penuh gejolak.
Menurut data pasar, pukul 09.20 WIB, Indeks Nikkei Jepang 225 turun 0,53 persen.

Investor juga mencerna data yang menunjukkan upah riil di Jepang meningkat untuk bulan kedua berturut-turut pada Juli, memperkuat ekspektasi Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga lagi sebelum akhir 2024.
Selain itu, pasar saham Negeri Sakura tersebut terus tertekan oleh penguatan yen yang telah naik lebih dari 2 persen sejak hari Selasa.

Berbeda dengan Nikkei, sejumlah indeks lainnya menguat. Sebut saja, Kospi Korea Selatan terapresiasi 0,70 persen, ASX 200 Australia meningkat 0,222 persen, Hang Seng Hong Kong naik 0,04 persen.
Kemudian, indeks Shanghai Composite bertumbuh tipis 0,07 persen dan Straits Times Singapura menghijau 0,42 persen.
Kinerja Wall Street
Tiga indeks saham acuan AS ditutup bervariasi pada Rabu saat para pelaku pasar menganalisis data ekonomi terbaru dan komentar dari seorang pejabat bank sentral Federal Reserve (The Fed).
Nasdaq Composite turun 0,3 persen menjadi 17.084,3, sementara S&P 500 terkoreksi 0,2 persen menjadi 5.520,1.
Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,1 persen menjadi 40.975. Sektor energi mengalami penurunan terbesar di antara sektor-sektor lainnya, sementara utilitas memimpin penguatan.
Jumlah lowongan pekerjaan di AS turun menjadi 7,67 juta pada akhir Juli, dari angka bulan sebelumnya yang direvisi turun menjadi 7,91 juta, menurut survei Job Openings and Labor Turnover (JOLTS) dari Biro Statistik Tenaga Kerja. Konsensus dalam survei yang disusun oleh Bloomberg adalah 8,1 juta.
"Data ini memberikan bukti lebih lanjut tentang kondisi pasar tenaga kerja yang lebih dingin, namun tidak mengubah pandangan kami bahwa The Fed akan memulai proses normalisasi suku bunga" dengan pemotongan 25 basis poin pada 18 September, kata Oxford Economics dalam catatannya kepada klien.
Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun turun 12,2 basis poin menjadi 3,77 persen pada Rabu, sementara imbal hasil tenor 10 tahun berkurang 8,5 basis poin menjadi 3,76 persen.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan, pembuat kebijakan tidak dapat menunggu inflasi turun ke target 2 persen mereka sebelum mulai menurunkan suku bunga, karena hal itu akan berisiko mengganggu pasar tenaga kerja. (Aldo Fernando)
作者:05/09/2024 09:32 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()