
IDXChannel – Emiten sektor properti dinilai berpeluang menerima katalis positif hingga akhir 2024 di tengah proyeksi penurunan kinerja penjualan selama kuartal ketiga seiring faktor musiman dan terbatasnya peluncuran proyek anyar.
Hasil riset terbaru CGSI sekuritas, yang terbit pada 8 Oktober 2024, menunjukkan, penjualan pemasaran (marketing sales) dari empat pengembang besar properti di Indonesia kemungkinan akan mencatat kinerja terlemah pada kuartal III-2024 (3Q24).

Penjualan ini diperkirakan turun 9-36 persen secara tahunan (yoy) dan 10-37 persen secara triwulanan (qoq), kecuali untuk PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang diproyeksikan naik 2 persen qoq.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh faktor musiman serta terbatasnya peluncuran proyek baru selama periode tersebut.

Pada September 2024, pemerintah memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai (PPN) (di mana pemerintah menanggung sebagian atau seluruh dari 11 persen PPN terutang) untuk pembelian rumah di bawah Rp5 miliar hingga Desember 2024, dari yang sebelumnya dijadwalkan berakhir pada Juni 2024, yang diyakini akan meningkatkan minat pembelian rumah, terutama mendekati akhir tahun.
“Kami memperkirakan hal ini akan meningkatkan penjualan rumah pada 4Q24, terutama mendekati akhir periode insentif PPN, lebih signifikan dibandingkan dengan 3Q24,” kata analis CGSI.

Selain itu, CGSI mencatat, kuartal IV-2024 (4Q24) akan melihat lebih banyak peluncuran proyek baru dari para pengembang besar, yang berpotensi mendorong penjualan lebih tinggi dibandingkan 3Q24.
Dalam sembilan bulan pertama 2024 (9M24), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Bumi Serpong Damai (BSDE) mencatat penjualan yang sesuai ekspektasi, sementara SMRA masih tertinggal di bawah panduan yang diberikan.
“Kami kembali merekomendasikan Overweight untuk sektor properti, karena penurunan suku bunga akan menguntungkan sektor ini melalui aliran modal masuk dan penurunan biaya KPR bagi konsumen,” kata analis CGSI.
CGSI menempatkan CTRA sebagai pilihan utama dalam sektor ini, dengan proyeksi rebound pada 4Q24 yang didorong oleh sejumlah peluncuran proyek di beberapa kota besar, seperti Surabaya, Medan, dan Makassar.
Sejak Juli 2024, menurut catatan CGSI, harga saham empat pengembang besar tersebut mengalami kenaikan signifikan, dengan peningkatan 17-38 persen hingga 7 Oktober 2024.
Meskipun investor lokal lebih banyak berinvestasi pada saham properti, investor asing cenderung masih underweight pada SMRA dan BSDE, meski minat terhadap PWON dan CTRA meningkat sejak awal tahun.
CGSI tetap optimistis terhadap sektor properti, dengan proyeksi pertumbuhan laba per saham (EPS) CTRA sebesar 17 persen pada 2025.
Namun, ada risiko jangka pendek terkait tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan kinerja harga saham yang sudah cukup kuat sepanjang 2024.
Risiko lainnya mencakup suku bunga yang lebih tinggi dari perkiraan serta penjualan yang lebih rendah dari ekspektasi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:14/10/2024 15:35 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()