IDXChannel – Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) diperkirakan terus memimpin pasar obligasi berkelanjutan alias obilgasi hijau di Timur Tengah. Itu terjadi setelah kedua negara penghasil minyak tersebut membukukan penerbitan senilai USD16,7 miliar (asumsi kurs Rp259 triliun) pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Laporan lembaga pemeringkat kredit asal Amerika Serikat, S&P Global, mencatat nilai obligasi hijau yang ditawarkan ke pasar sejak Januari hingga September turun 18 persen dibandingkan periode yang sama 2023. Analisis tersebut menyoroti bahwa meskipun penerbitan obligasi berkelanjutan di Timur Tengah melonjak pada paruh pertama tahun ini, namun menurun pada kuartal ketiga.
Perbedaan Saham dan Obligasi: Memahami Investasi yang Tepat untuk AndaPenurunan tersebut disebabkan oleh naiknya suku bunga dan normalisasi menyusul efek halo COP28 pada November 2023. “UEA dan Arab Saudi kemungkinan akan terus memimpin penerbitan obligasi berkelanjutan di kawasan (Timur Tengah) ini, meski ada peningkatan aktivitas di tempat lain. Obligasi berkelanjutan memimpin pangsa penerbitan, karena lebih banyak bank mendorong penerbitan,” ungkap S&P Global.
Dana Investasi Publik Arab Saudi (PIF) adalah lembaga dana kekayaan negara pertama di dunia yang menerbitkan obligasi berkelanjutan. Kini, lembaga itu telah mengumpulkan USD3 miliar melalui obligasi hijau multitahap pada 2022 dan penawaran yang lebih besar senilai USD5 miliar pada 2023.
Sukuk Global Beredar Capai Rp14.079 Triliun pada Kuartal III-2024Dalam laporan terbarunya, PIF menyatakan telah mengalokasikan USD5,2 miliar dari USD8,5 miliar yang dihimpun untuk proyek-proyek berfokus lingkungan per Juni 2024.
“Pada dua kuartal pertama 2024, aktivitas keuangan berkelanjutan di kawasan (Timur Tengah) tersebut membaik secara berurutan dibandingkan dengan tren global. Namun, hal ini berubah pada kuartal ketiga, di mana aktivitasnya menurun meski penerbitan obligasi terus berlanjut di kawasan tersebut,” kata S&P Global.
Aramco Raup Rp46,34 Triliun dari Penawaran Sukuk Internasional yang Kelebihan PermintaanMenurut laporan tersebut, penerbitan obligasi berkelanjutan di Timur Tengah mungkin diperlukan untuk mempercepat penerapan kebijakan emisi nol bersih, di samping peningkatan keselarasan dengan strategi keberlanjutan dan reformasi regulasi yang berwawasan lingkungan.
Perusahaan yang berkantor pusat di AS itu mencatat, penerbitan obilgasi berkelanjutan di kawasan tersebut memiliki pengaruh sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan suku bunga.
Tunda Bayar Obligasi Rp4,33 Miliar, Saham PPRO Kena Suspensi Bursa作者:17/10/2024 15:57 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


暂无评论,立马抢沙发