
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali melemah pada perdagangan Jumat (18/10/2024), melanjutkan koreksi sehari sebelumnya, seiring penguatan ringgit dan kontrak minyak kedelai Dalian yang melemah.
Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives ditutup turun 0,47 persen ke level MYR4.257 per ton.

Harga CPO menuju penurunan mingguan pertama dalam lima pekan terakhir, merosot 2,18 persen sepekan.
Para trader juga merespons data produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2024 dari China, pembeli utama, di mana ekonominya tumbuh 4,6 persen yoy, laju paling lambat dalam enam kuartal terakhir.

Beijing mendapat sorotan publik terkait kemampuannya untuk mencapai target pertumbuhan tahunan sekitar 5 persen.
Di tengah rendahnya sentimen konsumen dan sektor properti yang lesu, pemerintah China telah memperkuat langkah-langkah stimulus dalam beberapa pekan terakhir untuk mendorong pemulihan ekonomi yang kurang bergairah.

Di sisi lain, kehati-hatian terjadi menjelang rilis perkiraan ekspor untuk periode 1–20 Oktober, yang akan segera dirilis oleh surveyor kargo.
Sementara itu, harga minyak mentah mengalami penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari sebulan, dipicu oleh kekhawatiran akan turunnya permintaan.
Namun, ada kabar positif bahwa Uni Eropa menunda penerapan undang-undang deforestasi hingga akhir Desember 2025.
Di saat yang sama, Dewan Minyak Sawit Malaysia memperkirakan harga tetap stabil di atas MYR4.000 per ton bulan ini, dengan alasan penurunan inventori tahunan.
Selain itu, keputusan Indonesia untuk meningkatkan mandat biodiesel dari B35 menjadi B40 diperkirakan akan meningkatkan konsumsi sebesar 2 hingga 2,5 juta pada 2025, yang dapat memperketat ketersediaan ekspor.
"Harga CPO saat ini terlalu tinggi, yang dapat menyebabkan kenaikan harga pangan. Permintaan fisik untuk CPO, seperti biasa, akan datang dari India, China, Pakistan, negara-negara Timur Tengah, Amerika Serikat, dan Eropa," ujar trader senior minyak sawit Interband Group of Companies, Jim Teh.
Sementara, trader minyak sawit, David Ng, mengatakan kepada Bernama, Jumat (18/10), penurunan harga minyak mentah juga berdampak negatif terhadap sentimen untuk komoditas ini.
“Kami melihat level support di MYR4.200 per ton dan level resistance di MYR4.350 per ton,” ujarnya. (Aldo Fernando)
作者:20/10/2024 13:00 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()