Pernah Jadi Produsen Aluminium Terbesar di ASEAN, Alumindo (ALMI) Kini Berhenti Beroperasi

avatar
· 阅读量 51
Pernah Jadi Produsen Aluminium Terbesar di ASEAN, Alumindo (ALMI) Kini Berhenti Beroperasi
PT Alumindo Metal Light Industry Tbk (ALMI) menghentikan kegiatan operasional perusahaan. (Foto: Dok. Alumindo)

IDXChannel - PT Alumindo Metal Light Industry Tbk (ALMI) menghentikan kegiatan operasional perusahaan. Pasalnya, produsen aluminium lembaran itu terus merugi sejak tiga tahun terakhir.

Pada 2022, Alumindo mencatat rugi bersih Rp49 miliar kemudian membengkak di 2023 menjadi Rp165 miliar. Pada tahun ini, ALMI mencetak rugi Rp76 miliar dalam sembilan bulan pertama, sehingga membuat saldo laba defisit USD139 juta atau Rp2 triliun.

Baca Juga:
Pernah Jadi Produsen Aluminium Terbesar di ASEAN, Alumindo (ALMI) Kini Berhenti Beroperasi Alumindo (ALMI) Stop Produksi Imbas Penjualan Anjlok

Direktur & Corporate Secretary Alumindo, Wibowo Suryadinata mengatakan, saat IPO pada tahun 1997, ALMI merupakan produsen aluminum lembaran (rolling) terbesar di Asia Tenggara. Namun, sejak tahun 2018, penjualan ALMI terus merosot.

"Hingga akhirnya manajemen memutuskan untuk menghentikan kegiatan operasi untuk jangka waktu yang belum ditentukan," ujarnya lewat keterbukaan informasi, Selasa (29/10/2024).

Wibowo mengatakan, kinerja Alumindo terdampak kebijakan pemerintah AS yang menaikkan bea masuk impor rolling pada 2018. Sejak saat itu, penjualan terus menurun dari yang biasanya menjual 10 ribu ton per bulan menjadi kurang dari 2 ribu ton per bulan.

Alumindo, kata dia, sebenarnya telah berupaya mencari pasar baru sekaligus mencari mitra atau investor untuk memulihkan penjualan sebagai dampak dari anjloknya penjualan ke AS yang merupakan pasar utama. Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan ALMI pada 2017-2018 masih mencapai Rp3,5-Rp4,5 triliun, kemudian anjlok 50 persen pada 2019 menjadi Rp2,2 triliun. 

Pada 2020, pendapatan Alumindo di bawah Rp1 triliun, lalu naik menjadi Rp1,4 triliun pada 2021 dan Rp1,2 triliun pada 2022. Pada 2023, kinerja Alumindo kembali merosot dengan pendapatan Rp876 miliar dan pada sembilan bulan pertama tahun 2024 tinggal Rp277 miliar saja.

Hingga 30 September 2024, Alumindo mencatatkan pendapatan terbesar dari Indonesia atau 76 persen dari total pendapatan, diikuti Eropa 13 persen dan Asia 9 persen. Sementara pendapatan dari AS yang pernah menjadi pasar utama Alumindo tinggal 3,5 persen saja.

(Rahmat Fiansyah)

风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。

FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest