Bisnis Fiber Jadi Andalan baru, Pendapatan Mitratel (MTEL) Tembus Rp6,818 Triliun

avatar
· 阅读量 26
Bisnis Fiber Jadi Andalan baru, Pendapatan Mitratel (MTEL) Tembus Rp6,818 Triliun
Bisnis Fiber Jadi Andalan baru, Pendapatan Mitratel (MTEL) Tembus Rp6,818 Triliun (foto: MNC media)

IDXChannel - Di tengah tantangan ketatnya persaingan industri jasa telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), atau Mitratel, berhasil menjaga tren pertumbuhan kinerja secara baik dan stabil.

Capaian tersebut diklaim tak lepas dari strategi tepat dari Perseroan, dengan menjaga fundamental kinerja tetap sehat dan berkelanjutan, serta terus mendorong peningkatan efisiensi.

Baca Juga:
Bisnis Fiber Jadi Andalan baru, Pendapatan Mitratel (MTEL) Tembus Rp6,818 Triliun Mitratel (MTEL) Tegaskan Posisi Sebagai Penyedia Infrastruktur Digital Terbesar di ASEAN

"Perseroan juga terus beradaptasi dengan berbagai perkembangan teknologi terbaru untuk menjawab kebutuhan pasar," ujar Direktur Utama MTEL, Theodorus Ardi Hartoko, dalam keterangan resminya, Rabu (30/10/2024).

Berdasarkan laporan keuangan yang telah dirilis Perseroan, nilai pendapatan MTEL hingga Triwulan III-2024 lalu mencapai Rp6,818 triliun, tumbuh 8,7 persen dibanding realisasi pendapatan pada periode sama tahun lalu (year on year/yoy).

Baca Juga:
Bisnis Fiber Jadi Andalan baru, Pendapatan Mitratel (MTEL) Tembus Rp6,818 Triliun Pamer Strategi Babat Alas, Mitratel (MTEL) Sukses Bagi Dividen Total hingga Rp2,7 T

Menurut pria yang akrab disapa Teddy tersebut, pertumbuhan pendapatan didorong oleh adanya peningkatan alat produksi, terutama pada pendapatan bisnis penyewaan menara, di mana terjadi pertumbuhan sebesar 8,5 persen dibanding periode sama tahun lalu.

"Di lain pihak, bisnis fiber optik kami berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan 89,5 persen pada kurun waktu yang sama," ujar Teddy.

Baca Juga:
Bisnis Fiber Jadi Andalan baru, Pendapatan Mitratel (MTEL) Tembus Rp6,818 Triliun Jaga Kinerja Positif, MTEL Gencar Melakukan Bisnis yang Selektif

Teddy menjelaskan, MTEL baru menggarap bisnis fiber optik terhitung sejak 2022. Sejauh ini, Perseroan terus memacu pertumbuhan segmen bisnis ini, baik secara organik maupun anorganik dengan melakukan serangkaian akuisisi aset. Kini, secara perlahan, bisnis fiber optik telah menjadi sumber pendapatan baru yang menjanjikan bagi keseluruhan kinerja Perseroan.

"Meski baru berkontribusi empat persen dari total pendapatan, bisnis fiber optik terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Ke depan kami fokus mengembangkan bisnis ini, selain tetap meningkatkan market share di bisnis menara dan memacu penerapan teknologi mutakhir di seluruh lini bisnis," ujar Teddy.

Pertumbuhan pendapatan sejalan dengan peningkatan kinerja operasional yang terlihat pada peningkatan jumlah menara, fiber optik, kolokasi dan penyewa (tenant). Angka tenancy ratio pun ikut membaik menjadi 1,51x jika dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama sebesar 1,50x. Hal ini menunjukkan perseroan mampu mengoptimalkan aset dan berhasil menyeimbangkan antara kebutuhan ekspansi dengan jumlah penyewa.

Terhitung per Triwulan III-2024, MTEL tercatat memiliki 39.259 menara, bertambah 5,8 persen secara tahunan. Sementara aset fiber optik mencapai 39.714 km, atau 36,7 persen lebih panjang dibandingkan kondisi di 2023. Seiring pertumbuhan aset, jumlah penyewa pun meningkat 6,7 persen menjadi 59.431 tenant dan kolokasi juga naik 8,4 persen.

"Data ini menunjukkan investasi yang kami tanamkan sejak beberapa tahun lalu, terutama di daerah luar Pulau Jawa, terus membuahkan hasil positif. Kami siap menjadi mitra strategis industri operator telekomunikasi, baik dalam melakukan konsolidasi ataupun ekspansi ke sejumlah daerah pusat pertumbuhan baru," ujar Teddy.

Teddy menjelaskan, jumlah menara Mitratel yang tersebar di Pulau Jawa mencapai 16.113 unit per akhir September 2024, atau menyumbang 41 persen dari total. Sedangkan sisanya berlokasi di Sumatera sebanyak 11.337 menara (28,9 persen), Sulawesi sebanyak 3.648 menara (9,3 persen), Kalimantan sebanyak 3.772 menara (9,6 persen), Bali Nusa Tenggara (Bali Nusra) sebanyak 2.657 menara (6,8 persen), Maluku dan Papua sebanyak 1.732 menara (4,4 persen). Jika ditotal, porsi aset menara di luar Jawa mencapai 59 persen.

"Di tengah tren konsolidasi industri operator telko dan agenda ekspansi mereka ke sejumlah daerah yang sedang berkembang, infrastruktur digital yang kami miliki saat ini menjadi keunggulan tersendiri. Bisa dibilang, ini merupakan berkah dari konsistensi kami menjalankan penugasan pemerintah untuk melakukan pemerataan akses telekomunikasi di penjuru negeri semenjak beberapa tahun lalu," ujar Teddy.

Selain memacu pertumbuhan aset dan menambah tenant baru, perseroan juga terus meningkatkan efisiensi di seluruh proses bisnis dengan
mengoptimalkan penggunaan teknologi digital. Antara lain implementasi aplikasi OneFlux yang menyederhanakan proses di internal sekaligus
memaksimalkan pelayanan ke pelanggan.

Digitalisasi yang diterapkan di berbagai lini, terutama pemasaran, memudahkan para penyewa dalam melakukan penyewaan menara dan fiber yang sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan menyeimbangkan biaya dan pendapatan berdampak pada peningkatan EBITDA sebesar 12,1% menjadi Rp5,666 triliun, sehingga EBITDA Margin tercatat 83,1 persen.

Setelah dikurangi pajak, beban bunga, biaya depresiasi dan amortisasi, perseroan membukukan laba bersih Rp1,532 triliun per akhir September 2024, tumbuh 7,1 persen. Perolehan laba bersih ini mencerminkan tingkat margin sebesar 22,5 persen.

(taufan sukma)

风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。

FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest