Prospek Emiten Batu Bara di Tengah Risiko Geopolitik, Saham Ini Jadi Favorit

avatar
· 阅读量 145
Prospek Emiten Batu Bara di Tengah Risiko Geopolitik, Saham Ini Jadi Favorit
Prospek Emiten Batu Bara di Tengah Risiko Geopolitik, Saham Ini Jadi Favorit. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga batu bara diperkirakan bergerak lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, seiring ketegangan geopolitik yang terus berlangsung di Timur Tengah dan Eropa Timur.

Riset CGS International Sekuritas Indonesia (CGSI) memperkirakan harga batu bara akan bertahan di level tinggi, meski masih dalam tren penurunan.

Baca Juga:
Prospek Emiten Batu Bara di Tengah Risiko Geopolitik, Saham Ini Jadi Favorit Dibuka Sehari, BEI Kembali Suspensi Saham GPSO-JIHD

CGSI menaikkan asumsi harga batu bara menjadi USD135 per ton untuk tahun fiskal 2024 (FY24F) dan USD110 per ton untuk FY25F, naik masing-masing 35 persen dan 47 persen dari estimasi sebelumnya.

Meski ketergantungan Uni Eropa pada gas Rusia menurun, gas Rusia masih menyumbang sekitar 18 persen dari impor gas di kawasan tersebut, menurut data Komisi Eropa.

Baca Juga:
Prospek Emiten Batu Bara di Tengah Risiko Geopolitik, Saham Ini Jadi Favorit MNC Digital (MSIN) Catat Laba Bersih Rp356 Miliar hingga Kuartal III-2024

Ketegangan geopolitik juga meningkatkan korelasi harga antara gas dan batu bara, di mana spread harga yang tinggi memperlihatkan tren ini.

Namun, CGSI menilai, faktor non-geopolitik tetap menjadi risiko, di tengah tren penurunan laba bersih.

Baca Juga:
Prospek Emiten Batu Bara di Tengah Risiko Geopolitik, Saham Ini Jadi Favorit Saham ADRO Jadi Idola saat Investor Tergiur Dividend Yield Jumbo

Produksi batu bara domestik China yang pulih setelah masalah keamanan di paruh pertama 2024 (1H24) berpotensi mengurangi permintaan impor batu bara.

Di sisi lain, produksi batu bara Indonesia diperkirakan tetap tinggi, melampaui 900 juta ton per tahun untuk FY24F-FY26F, lebih besar dari capaian tertinggi pada 2023 yang mencapai 770 juta ton.

Hal ini membuat CGSI memperkirakan penurunan harga batu bara sebesar 19 persen yoy di FY25F dan penurunan laba bersih sektor tersebut sebesar 18 persen yoy.

Dengan valuasi saat ini, CGSI memperbarui rekomendasinya untuk sektor batu bara dari underweight menjadi netral.

CGSI mengungkapkan, emiten batu bara di bawah cakupannya masih menawarkan dividend yield (imbal hasil) untuk proyeksi tahun fiskal 2025 (FY25F) yang menarik di kisaran 7-10 persen, mendekati rata-rata historis sebesar 4-13 persen.

Terdapat potensi tambahan yield dividen 4,4-9,6 poin persentase, didukung oleh kuatnya arus kas bebas (FCF) dan rasio kas terhadap kapitalisasi pasar yang mencapai 16-53 persen.

Dalam preferensi saham, CGSI memilih UNTR sebagai pilihan utama (top pick) berkat arus kas yang kuat dari segmen alat berat dan kontrak tambangnya yang menjamin stabilitas dividen.

Posisi kedua ditempati oleh ITMG dengan yield dividen tertinggi meskipun laba fluktuatif, diikuti oleh ADRO yang diperkirakan mendapat manfaat dari rencana pelepasan (spin-off) anak usaha, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).

Sebaliknya, CGSI memberikan rekomendasi 'reduce' (pemangkasan posisi) pada ADMR (karena prospek batu bara kokas yang negatif) dan PTBA (karena ekspektasi perubahan regulasi yang dipandang terlalu optimistis).

CGSI menambahkan, eskalasi konflik geopolitik dan gangguan pasokan gas global dapat menjadi katalis positif bagi harga batu bara dan gas.

Sementara itu, risiko negatif berasal dari de-eskalasi konflik, pertumbuhan energi terbarukan, serta memburuknya kondisi kelebihan pasokan (oversupply). (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest