
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia Derivatives melemah pada Senin (11/11/2024) siang, seiring para pelaku pasar mencerna data bulanan terbaru dari regulator industri.
Berdasarkan data pasar, hingga pukul 14.42 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO terkoreksi 0,27 persen ke level MYR5.087 per ton, menghentikan reli kenaikan 3 hari beruntun sebelumnya.

Dalam sepekan, harga CPO meningkat 5,35 persen dan dalam sebulan melesat 20,31 persen.
Menurut Trading Economics, Senin (11/11), data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) menunjukkan, produksi turun 1,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 1,7 juta ton pada Oktober, sementara stok akhir bulan berkurang 6,32 persen menjadi 1,88 juta ton metrik.

Di sisi lain, ekspor meningkat 11,07 persen menjadi 1,73 juta ton.
Kontrak CPO tetap berada di kisaran level tertinggi sejak pertengahan Juni 2022 yang tercapai pekan lalu.

Futures minyak sawit acuan Malaysia telah melonjak lebih dari 35 persen sepanjang tahun ini dan diperkirakan tetap di atas MYR5.000 hingga setidaknya Juni 2025, didorong oleh pasokan yang ketat dan permintaan yang kuat.
Dalam jangka pendek, analis CPO memproyeksikan, harga CPO berpeluang menguat di pekan ini, didukung oleh penguatan pada niaga hadapan minyak kedelai yang turut mendongkrak harga.
Trader minyak sawit, David Ng, mencatat, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh permintaan yang kuat, dengan harga yang diproyeksikan berada dalam kisaran MYR4.900 hingga MYR5.180 per ton metrik pekan ini.
Namun, trader senior minyak sawit di Interband Group of Companies, Jim Teh, memperkirakan adanya volatilitas yang lebih tinggi dalam futures CPO Malaysia pekan ini.
Dia memproyeksikan harga CPO berada di antara MYR4.500 hingga MYR4.700 per ton.
“November adalah bulan puncak untuk CPO, dengan harga yang mendekati MYR5.000 per ton metrik. Dengan harga yang tinggi ini, negara-negara seperti China, India, Pakistan, Timur Tengah, dan Uni Eropa akan membeli sesuai kebutuhan mereka.
“Stok di Malaysia dan Indonesia masih cukup banyak, jadi tidak ada kekurangan pasokan minyak sawit mentah,” katanya kepada Bernama, Sabtu (9/11/2024) lalu.
Sementara itu, Indonesia, yang notabene produsen utama, berencana menaikkan campuran minyak sawit dalam biodiesel dari 35 persen (B35) saat ini menjadi 40 persen (B40) pada 2025 dan menjadi 50 persen (B50) pada 2028.
Sebelumnya, David Ng menyebutkan, ekspektasi permintaan yang lebih tinggi, seiring dengan langkah Indonesia untuk meningkatkan mandatori biodiesel, turut mendongkrak sentimen pasar.
Di India, sebagai pembeli terbesar dunia, impor minyak sawit melonjak 59 persen secara bulanan pada Oktober, mencapai puncak tiga bulan seiring kuatnya permintaan perayaan setelah level impor yang rendah baru-baru ini.
Reuters memperkirakan stok minyak sawit Malaysia akan turun pada Oktober untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, didorong oleh produksi yang lebih rendah.
Produksi dalam waktu dekat diprediksi tetap lemah akibat hujan musiman. (Aldo Fernando)
作者:11/11/2024 14:55 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()