
IDXChannel - Harga emas naik pada Senin (18/11/2024), rebound setelah enam hari mengalami penurunan seiring pelemahan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data pasar, emas spot (XAU/USD) menguat hampir 2 persen, atau tepatnya 1,90 persen secara harian, ke level USD2.612,04 per troy ons.

Kenaikan ini terjadi bersamaan dengan pelemahan dolar AS, yang menjadi sentimen positif bagi komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut. Indeks dolar ICE turun 0,43 poin ke level 106,26.
Dukungan lain bagi penguatan emas datang dari prediksi Goldman Sachs, seperti dilaporkan Bloomberg News, yang memperkirakan harga emas akan mencapai USD3.000 per troy ons di 2025.

Menurut Kepala Analis di XS.com Samer Hasn, dikutip Dow Jones Newswires, Senin (18/11), ketidakpastian ekonomi, ancaman perang dagang yang meningkat di bawah pemerintahan Trump, serta potensi eskalasi konflik di Ukraina dan Timur Tengah mendorong daya tarik emas sebagai aset aman.
"Semakin banyak skeptisisme terhadap klaim Trump bahwa ia dapat mengakhiri perang dengan cepat, dan meningkatnya ketegangan semakin memperumit situasi," kata Hasn dalam catatannya.

Namun, Hasn juga menambahkan, emas mungkin menghadapi tekanan dalam jangka pendek. Percepatan inflasi di AS setelah kemenangan Trump dan pernyataan hati-hati dari Federal Reserve (The Fed) telah mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga pada Januari.
Suku bunga yang lebih tinggi biasanya menekan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Harga emas saat ini turun hampir 5 persen sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) AS, tetapi Chief Gold Strategist di State Street Global Advisors George Milling-Stanley optimistis emas tetap berada dalam tren naik yang solid.
Dia memprediksi harga emas di akhir tahun akan mencapai USD2.500–2.700 per troy ons dalam skenario bullish.
Milling-Stanley menilai kebijakan Trump, seperti tarif impor, dapat memicu inflasi yang memperlambat ekonomi.
Ia juga mencatat, pemotongan pajak yang diusulkan Trump berpotensi menambah utang pemerintah, yang akan mendorong daya tarik emas sebagai aset aman.
Meskipun ada risiko kenaikan suku bunga oleh The Fed jika inflasi meningkat, Milling-Stanley yakin emas tetap akan merespons positif tekanan inflasi dan defisit yang membesar.
"Emas sangat sensitif terhadap inflasi serta utang dan defisit," katanya, dikutip Kitco, Senin (18/11).
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter yang longgar, ia memperkirakan minat investor terhadap produk ETF berbasis emas akan terus meningkat.
"Banyak yang menunggu koreksi ini, dan emas tetap menarik dengan suku bunga rendah serta tingginya ketidakpastian ekonomi," ujarnya.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga melemah. Obligasi bertenor dua tahun terakhir tercatat memberikan imbal hasil 4,297 persen, turun 3,4 basis poin, sementara obligasi 10 tahun terkoreksi 2,5 basis poin menjadi 4,419 persen. (Aldo Fernando)
作者:19/11/2024 06:55 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()