
IDXChannel – Saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) kembali melaju kencang pada Selasa (26/11/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.44 WIB, saham INPC melambung 8,97 persen ke Rp340 per saham. Di awal perdagangan, INPC sempat menembus Rp380 per saham.

Alhasil, Lonjakan harga ini memperpanjang tren positif INPC yang secara akumulatif telah naik 6 hari tanpa henti.
Saham INPC bergerak fluktuatif sejak 21 Oktober 2024, beberapa kali naik belasan hingga di atas 20 persen.

Seiring dengan itu, pihak BEI juga sempat melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan INPC, yakni pada 25 Oktober 2024 dan 30 Oktober 2024-7 November 2024.
Dengan ini, saham INPC melampaui level tertinggi terakhir, yakni pada 3 Maret 2021, di level Rp320 per saham.

Dalam sepekan, saham INPC meningkat 106,10 persen, dalam sebulan melejit 157,14 persen.
Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh berpendapat, investor berbondong-bondong membeli saham INPC seiring dengan rumor soal rencana anak usaha emiten properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) untuk melantai di bursa di akhir 2024.
Apalagi, kata Michael, valuasi INPC saat ini terbilang murah.
“Anak usaha dari PANI akan melakukan penawaran publik perdana (IPO) pada Desember 2024. Respons pasar dari aksi ini mengarah ke pergerakan INPC, mengingat PBV [price-to book value] INPC yang juga masih dalam valuasi murah, yaitu 0,7-0,8 kali,” kata Michael kepada IDXChannel.com, Selasa (19/11/2024).
Kedua emiten tersebut memang memiliki keterkaitan kuat di bawah kendali taipan Aguan alias Sugianto Kusuma.
Aguan, bos properti raksasa Agung Sedayu Group, berkongsi dengan pengusaha kawakan Tomy Winata di INPC dan menjadi pengendali PANI bersama dengan Grup Salim.
Kini, saham INPC telah berhasil melewati target harga yang diberikan Michael pada Jumat (22/11) pekan lalu, yakni di angka Rp290, dengan menggunakan Teori Elliott Wave.
Sebagai informasi, dalam khazanah analisis teknikal, Teori Elliott Wave membantu memprediksi pergerakan harga dengan pola gelombang berurutan yang terbagi dalam dua fase.
Kedua fase tersebut, yakni fase impulsif (gelombang 1-2-3-4-5) yang searah tren utama, dan fase korektif (gelombang A-B-C) yang melawan tren.
Pola ini kerap digunakan untuk memetakan titik balik harga, terutama saat dikombinasikan dengan Fibonacci retracement.
Sebagai pengingat, meski memiliki potensi ke atas, kenaikan tajam yang berkelanjutan pada saham INPC bisa memicu aksi ambil untung (profit taking) oleh investor yang ingin mengamankan keuntungan mereka.
Risiko ini perlu menjadi perhatian, terutama bagi investor yang masuk di level harga tinggi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:26/11/2024 09:52 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()