IDXChannel - Minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup dengan kenaikan kecil pada Senin (2/12/2024), seiring China melaporkan bahwa aktivitas pabrik meningkat paling pesat dalam lima bulan terakhir pada November.
Sementara ketegangan anyar di Timur Tengah menambah risiko geopolitik menjelang pertemuan OPEC+ pada Kamis mendatang.
Stok Pangan Dipastikan Aman Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2025Kontrak berjangka (futures) WTI untuk pengiriman Januari naik USD0,10 menjadi USD68,10 per barel, sedangkanBrent untuk pengiriman Februari, yang menjadi patokan global, turun USD0,10 menjadi USD71,74 per barel.
Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Caixin/S&P Global untuk November naik menjadi 51,5, melampaui perkiraan konsensus analis yang disurvei oleh Reuters sebesar 50,5. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan atau ekspansi.
Program Makan Bergizi Gratis, Badan Gizi: Kita Tak Beli Paket Makanan Tapi Bayar Bahan BakuData PMI per November ini bisa mengindikasikan bahwa langkah-langkah stimulus pemerintah China mulai memberikan dorongan pada ekonomi negara pengimpor minyak terbesar di dunia yang sedang melambat.
"Minyak mentah diperdagangkan lebih tinggi karena tanda-tanda pemulihan perlahan ekonomi China, sementara pertemuan OPEC+ pada Kamis tetap menjadi acara utama minggu ini," kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Senin (2/12).
300 Delegasi Misi Dagang Kanada Siap Investasi di RIPara menteri OPEC+ akan bertemu pada Kamis untuk memutuskan apakah akan menunda rencana pengembalian 2,2 juta barel per hari pengurangan produksi ke pasar dengan tambahan bulanan 180.000 barel per hari mulai Januari.
Laporan menyebutkan, delegasi cenderung menunda langkah tersebut karena kekhawatiran pasar akan kebanjiran pasokan, mengingat permintaan China yang masih lemah dan peningkatan produksi di belahan dunia Barat.
Konflik baru di Timur Tengah juga memberi dukungan pada harga minyak, saat pemberontak Suriah merebut Aleppo, kota terbesar di negara itu, mengusir pasukan pemerintah dan Rusia, serta menguasai sebagian besar utara Suriah.
Analis Mizuho Robert Yawger menilai, keraguan tentang durasi gencatan senjata Israel-Hizbullah dan data manufaktur China yang meningkat membantu menopang harga, sementara kecemasan menjelang pertemuan OPEC+ pada Kamis mulai berperan.
“OPEC+ diperkirakan besar kemungkinan akan memperpanjang pemotongan output setidaknya untuk sebulan lagi,” kata Yawger, dilansir dari Dow Jones Newswires, Senin (2/12).
Namun, menurut pendapatnya, pasar sedang berjalan tanpa sadar menuju kemungkinan peningkatan produksi OPEC.
Yawger menjelaskan, UAE ingin meningkatkan produksi setelah berinvestasi pada kapasitas, Rusia mengekspor lebih sedikit minyak mentah tetapi menghasilkan lebih banyak produk, sementara Kazakhstan sedang bekerja di lapangan Tangiz untuk meningkatkan produksi
Dia meragukan bahwa negara tersebut akan menunda pertemuan selama lima hari jika mereka semua setuju untuk menunda keputusan tersebut. (Aldo Fernando)
作者:03/12/2024 06:25 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


加载失败()