Ketegangan AS-China Pengaruhi Harga Batu Bara, Bisnis Adaro Andalan (AADI) Aman?

avatar
· 阅读量 61
Ketegangan AS-China Pengaruhi Harga Batu Bara, Bisnis Adaro Andalan (AADI) Aman?
Ketegangan AS-China Pengaruhi Harga Batu Bara, Bisnis Adaro Andalan (AADI) Aman? (Foto: dok Bursa)

IDXChannel - Ketegangan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China akan memengaruhi fluktuasi harga batu bara ke depan. 

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) meyakini harga batu bara global masih cukup atraktif, sehingga memberikan prospek yang menjanjikan bagi pelaku industri energi di kawasan Asia. 

“Harga batu bara sekarang sebetulnya masih cukup tinggi, tetapi ke depannya menurut saya masih atraktif,” kata Direktur Utama Adaro Andalan, Julius Aslan, di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Julius menilai, kontribusi permintaan dari negara-negara Asia dan ASEAN, seperti China, India, Jepang, Filipina, Malaysia, dan Thailand masih besar.

"Sebetulnya pasarnya itu kan di Asia dan Asia Tenggara. Jadi kalau kita bicara China, kemudian India, termasuk juga kalau kita lihat di Asia Tenggara, Malaysia juga oke," tutur Julius.

Harga si emas hitam berkorelasi erat dengan supply-demand, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, salah satunya hubungan antara Amerika Serikat dan China.

"Bisnis batu bara ini cyclical ya. Jadi harapannya tentunya nanti dengan Presiden baru Amerika Serikat itu hubungan antara AS dan China tetap baik ya," tutur dia.

Dia menambahkan, meski transisi energi menuju sumber yang lebih bersih terus digalakkan, batu bara tetap menjadi sumber energi utama di banyak negara Asia.

"Kalau kondisinya kurang baik ya tentunya pasti pasar China-nya juga tetap. Tapi tentunya semua itu akan mencapai titik equilibrium lah tentunya," katanya.

Stok India dan China Menumpuk

Dalam prospektus AADI, manajemen menyampaikan ada pengaruh level stok yang cukup tinggi di India dan China, diakibatkan tingginya produksi dalam negeri dan musim dingin yang sejuk (mild winter).

Selain itu, terdapat pelemahan permintaan dari Eropa yang mengakibatkan tingginya kompetisi di pasar Pasifik. 

“Harga batu bara diperkirakan melemah pada 2024 dibandingkan dengan tahun 2023 yang mana harga berada pada level yang sangat tinggi sepanjang sejarah,” kata dia.

Sementara faktor penopang harga tetap tinggi datang dari tingginya biaya produksi dari tambang secara umum, adanya potensi la Nina di akhir tahun dan gelombang panas yang ekstrem di beberapa negara, sehingga berpeluang menahan harga mengalami penurunan yang tajam dan cenderung sangat stabil akhir-akhir ini. 

“Harga batu bara diperkirakan akan terus berfluktuasi, namun tetap memberikan margin yang sehat bagi Grup Perseroan,” ujar manajemen dalam prospektus.

(DESI ANGRIANI)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

暂无评论,立马抢沙发

  • tradingContest