
IDXChannel - Indeks utama Wall Street menutup pekan ini dengan data yang beragam, ditandai dengan penguatan S&P 500 dan Nasdaq Composite, tetapi Dow Jones Industrial Average terpangkas 0,28 persen.
Secara valuasi, indeks S&P 500 diperdagangkan dengan price-to-earnings ratio (P/E) sebesar 22,6 kali, sebuah level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun terakhir, menurut data LSEG Datastream.

Di tengah penguatan ini, pelaku pasar bakal cukup waspada menyoroti laporan inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat.
Sesuai jadwal, CPI bakal diumumkan pada Rabu depan, disusul Indeks Harga Produsen (IHP) sehari setelahnya, melansir Investing, Sabtu (7/12).

Angka inflasi CPI dapat menjadi ujian bagi reli sejumlah indeks Wall Street yang telah mencapai rekor tertingginya. Jika angka inflasi menunjukkan penurunan signifikan, ini dapat memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Sebaliknya, jika inflasi tetap tinggi, pasar dapat kembali tertekan oleh kekhawatiran akan kebijakan moneter yang lebih ketat di masa mendatang.

Malam ini, indikator FedWatch dari CME Group mencatat peluang sebesar 86 persen bahwa bank sentral akan menurunkan Federal Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin.
Namun, peluang pemangkasan FFR masih terganjal angka Non-Farm Payroll (NFP) yang berada di atas ekspektasi. Sebelumnya, AS merilis peningkatan NFP sebanyak 227.000 pekerjaan, dengan pengangguran naik menjadi 4,2 persen.
Scott Wren, analis Wells Fargo Investment Institute, menggarisbawahi tingkat upah pekerja AS yang masih kuat dikhawatirkan dapat kembali memacu inflasi, meskipun ini menjadi kabar baik di tengah badai pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Laporan terkait upah membawa sinyal bahwa Fed masih perlu berhati-hati, karena tidak mudah untuk menahan inflasi sesuai target dalam waktu dekat,” kata Wren dilansir oleh Associated Press.
Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS juga menjadi perhatian pelaku pasar, khususnya terhadap kebijakan peningkatan tarif impor terhadap produk China hingga Kanada. Hal ini dikhawatirkan dapat memacu biaya domestik, sehingga membangkitkan kembali 'hantu' inflasi.
Saat ini pasar dinilai masih cukup waspada terkait segala potensi yang terjadi. Harapan tertuju pada pasar tenaga kerja yang stabil, sehingga dapat berdampak terhadap daya beli, sekaligus menjaga ekonomi negeri beribukota Washington DC itu dari resesi. (Wahyu Dwi Anggoro)
作者:07/12/2024 23:00 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()