Cuaca Buruk Bayangi Kenaikan Harga Minyak Goreng

avatar
· 阅读量 78
Cuaca Buruk Bayangi Kenaikan Harga Minyak Goreng
Ilustrasi/Foto: ABC Australia
Jakarta

Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO) Malaysia diperkirakan mengalami penurunan signifikan pada bulan Desember 2024. Penurunan ini terjadi akibat curah hujan tinggi yang berlangsung selama empat bulan terakhir, yang mengganggu proses panen dan transportasi hasil perkebunan.

Mengutip Reuters, Jumat (13/12/2024), Direktur Jenderal Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), Ahmad Parveez Ghulam Kadir, menyatakan bahwa produksi CPO dapat turun hingga 20% jika banjir besar terus berlanjut.

"Kami memperkirakan potensi pengurangan sekitar 5% hingga 8% produksi minyak sawit mentah (CPO) dalam keadaan normal. Namun, jika banjir besar terus berlanjut, pengurangannya bisa mencapai 10% hingga 20%," jelas Ahmad.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hujan deras yang melanda wilayah Malaysia tidak hanya mengganggu panen, tetapi juga merusak infrastruktur perkebunan seperti jalan dan jembatan. Hal ini menghambat pengangkutan tandan buah segar dari perkebunan ke pabrik, sehingga memperparah situasi.

Penurunan produksi ini diperkirakan akan berdampak pada stok minyak sawit di Malaysia dan semakin mendorong kenaikan harga benchmark futures, yang saat ini mendekati level tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir. Alhasil, produk-produk turunan minyak sawit pun bisa ikut terkerek, salah satunya minyak goreng.

ADVERTISEMENT

Minyak sawit yang biasanya diperdagangkan dengan harga lebih rendah dibandingkan minyak kedelai dan minyak bunga matahari, kini justru lebih mahal dibandingkan minyak pesaingnya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya pasokan di pasar global.

Adapun pada bulan November 2024, produksi CPO Malaysia tercatat turun 9,8% dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 1,62 juta metrik ton. Angka ini merupakan produksi terendah sejak tahun 2020.

Seorang produsen minyak sawit di Malaysia, yang enggan disebut namanya, memprediksi bahwa hasil panen pada Desember 2024 akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Sebagai perbandingan, pada Desember 2023, Malaysia mencatatkan produksi sebesar 1,55 juta ton CPO.

Penurunan produksi ini menjadi perhatian utama, mengingat Malaysia adalah produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Situasi ini diperkirakan akan memberikan tekanan lebih lanjut pada pasokan global dan harga minyak sawit di pasar internasional.

(eds/eds)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest