
IDXChannel - Nilai tukar rupiah semakin tertekan hingga menembus di atas Rp16.000 per USD. Pada penutupan perdagangan Jumat (20/12/2024), rupiah ditransaksikan sebesar Rp16.221 per USD.
Pelemahan rupiah disebabkan oleh terjadinya outflow di banyak negara emerging market termasuk Indonesia utamanya setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
"Terjadinya outflow di banyak negara emerging, bukan hanya Indonesia pasca terpilihnya Trump karena ada ekspektasi kenaikan tarif produk China yang mencapai 60 persen," kata Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual dalam Market Review IDX Channel, Jumat (20/12/2024).
Tekanan ini diperparah dengan penurunan suku bunga bank sentral AS atau The Fed sebesar 25 basis poin (bps) pada akhir 2024. Hal ini membuat investor asing cenderung menarik dana dari pasar negara berkembang ke aset yang lebih stabil seperti obligasi AS, yang tentunya memperkuat dolar dan melemahkan rupiah.
"Ini reaksi pasar dengan menjual aset-aset yang kita anggap risky seperti saham ya dan juga saham-saham teknologi kita lihat menurun dan juga aset di emerging market, risk off ujungnya ke dolar AS," tutur David.
(DESI ANGRIANI)
作者:21/12/2024 06:28 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()