IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah tertekan hingga satu persen terhadap dolar AS dalam sepekan atau perdagangan 16-20 Desember 2024.
Mengutip data Bloomberg, Minggu (22/12/2024), rupiah spot pekan ini ditutup melemah 1,31 persen pada level Rp16.222 dari sebelumnya Rp16.001 per USD di awal pekan.
Rupiah juga ditutup melemah 1,34 persen dalam sehari pada perdagangan Jumat (20/12/2024). Sementara itu, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) dalam sepekan ditutup turun 1,77 persen pada level Rp16.270 per USD
Sejalan dengan rupiah, Indeks Dolar AS (DXY) justru melemah sebesar 0,16 persen pada hari Jumat di posisi 108,231. Pelemahan DXY pastinya membawa angin segar bagi nilai tukar rupiah.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Desember 2024, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh makin tingginya ketidakpastian global terutama terkait dengan arah kebijakan AS, ruang penurunan FFR yang lebih rendah, penguatan mata uang dolar AS secara luas, dan risiko geopolitik yang mengakibatkan berlanjutnya preferensi investor global untuk memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS.
"Secara umum pelemahan nilai tukar Rupiah tetap terkendali, yang bila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023 tercatat depresiasi sebesar 4,16 persen, lebih kecil dibandingkan dengan pelemahan Dolar Taiwan, Peso Filipina, dan Won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 5,58 persen, 5,94 persen, dan 10,47 persen," kata Perry.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, depresiasi rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang negara lain.
"Depresiasi Indonesia itu masih lebih tinggi (baik) dari Korea, Jepang, Turki, dan beberapa negara lain. Kita bicara year to date (ytd). Jadi, tentu ini fenomena global. Kalau fenomena global kan tentu kita harus jaga fundamental ekonomi. Fundamental ekonomi kita relatif kuat dibandingkan negara-negara lain," tutur Airlangga.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh sentimen eksternal berupa pemangkasa suku bunga The Fed di luar perkiraan pasar.
"The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan, tetapi mengisyaratkan akan mengambil jalur penurunan suku bunga yang lebih lambat, dengan hanya dua kali penurunan lagi pada tahun 2025," tulis Ibrahim dalam risetnya.
Mata uang rupiah untuk perdagangan pekan depan diprediksi bergerak fluktuatif direntang Rp16.210-Rp16.270 per USD.
(DESI ANGRIANI)
作者:22/12/2024 15:22 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


暂无评论,立马抢沙发