
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung naik pada Selasa (24/12/2024) pagi, mengikuti langkah Wall Street Amerika Serikat (AS) yang kompak menguat semalam.
Berdasarkan data pasar, hingga pukul 09.26 WIB, CSI 300 China meningkat 0,85 persen, Shanghai Composite terkerek 0,84 persen, dan Hang Seng Hong Kong tumbuh 1,19 persen.

Kemudian, ASX 200 Australia menghijau 0,13 persen dan STI Index Singapura mendaki 0,37 persen.
Berbeda, Nikkei 225 Jepang melemah 0,31 persen dan KOSPI Korea Selatan turun 0,24 persen.

Wall Street Menghijau
Indeks saham utama AS ditutup menguat pada Senin waktu setempat, seiring pelaku pasar mengevaluasi data ekonomi terbaru.

Nasdaq Composite naik 1 persen ke 19.764,9, sementara S&P 500 menguat 0,7 persen ke 5.974,1. Dow Jones Industrial Average juga bertambah 0,2 persen ke 42.907.
Pasar AS akan tutup lebih awal pada Selasa dan libur penuh pada Rabu untuk perayaan Natal.
Melansir dari MT Newswires, Senin (23/12), dari sisi ekonomi, menurut data pemerintah, penjualan rumah baru di AS pada November tumbuh lebih lambat dari perkiraan, dengan harga median nasional mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan.
Oxford Economics memperkirakan penjualan rumah akan mencatat "peningkatan kecil" pada 2025, seiring ekspektasi penurunan suku bunga hipotek (KPR) dan kondisi ekonomi serta pasar tenaga kerja yang tetap mendukung.
Menurut Conference Board, kepercayaan konsumen AS turun pada Desember, sementara ekspektasi inflasi tahunan tetap berada di level terendah sejak Maret 2020.
Indeks ekspektasi turun 12,6 poin menjadi 81,1, sedikit di atas ambang batas 80 yang sering dikaitkan dengan tanda-tanda resesi mendatang.
"Pemulihan kepercayaan konsumen yang terjadi baru-baru ini tidak berlanjut pada Desember," kata Kepala Ekonom Conference Board Dana Peterson.
Pesanan barang tahan lama di AS untuk November turun lebih dari proyeksi, dipimpin oleh penurunan pesanan alat transportasi.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 6,5 basis poin menjadi 4,59 persen pada Senin, sementara obligasi dua tahun bertambah 2,8 basis poin menjadi 4,34 persen.
Direktur di Per Stirling Capital Management, Robert Phipps, menyoroti lemahnya kepercayaan konsumen sebagai salah satu tekanan utama bagi saham pada Senin, di samping lonjakan imbal hasil obligasi 10 tahun ke level tertinggi sejak akhir Mei.
"Level 4,6 persen sangat penting bagi investor saham. Jika imbal hasil obligasi menembus level ini, ada risiko pasar akan mencoba menembus 5 persen," ujar Phipps, yang menyebut perlambatan pemotongan suku bunga Federal Reserve (The Fed) sebagai penyebab utama.
"Pasar sedang menyesuaikan diri dengan kebijakan The Fed yang kurang dovish," katanya, seraya mencatat bahwa meski indeks AS terlihat kuat di permukaan, banyak saham selain emiten besar menunjukkan performa lebih lemah.
"Ini adalah pasar yang tampak kuat tetapi menipu," ujarnya.
Menjelang perdagangan lebih singkat pada Selasa dan libur Natal pada Rabu, Senior Portfolio Strategist di Ingalls & Snyder, Tim Ghriskey, mengatakan investor masih dibayangi aksi jual tajam pada Rabu pekan lalu setelah The Fed dengan jelas mengisyaratkan pengurangan suku bunga yang lebih sedikit di 2025.
"Ada kekhawatiran terhadap ekonomi, terhadap kemungkinan langkah keliru dari The Fed, dan ketidakpastian besar soal apa yang sebenarnya akan dilakukan Trump," kata Ghriskey, mengacu pada pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari mendatang. (Aldo Fernando)
作者:24/12/2024 09:40 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()