 
                            IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu keluar dari tekanan. Pada perdagangan Selasa (14/1/2025), indeks utama di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu diperkirakan kembali menguji level 7.000.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, pada perdagangan awal pekan, IHSG anjlok 1,02 persen ke 7.016,88 poin. Secara teknikal, IHSG menembus MA5 yang berada pada kisaran level 7.066.
"Pelemahan ini juga didukung oleh pembentukan negative slope dan terjadinya death cross pada indikator MACD. Oleh karena itu, kami memperkirakan IHSG akan menguji level support psikologis di 7.000 pada perdagangan Selasa," katanya dalam riset.
Menurut Valdy, pelemahan IHSG disebabkan tekanan yang cukup signifikan pada saham-saham big caps sektor perbankan. Selain itu, kondisi ini juga diperburuk oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar 0,56 persen ke Rp16.270.
"Sejalan dengan itu, indeks DXY terus mencatatkan penguatan, indeks DXY telah mencapai level 109,86 (+0,21 persen) setelah rilis data tenaga kerja di Amerika Serikat menunjukkan kondisi ekonomi Amerika Serikat berada dalam level yang solid," katanya.
Menurutnya, pelemahan IHSG sudah diperkirakan sebelumnya karena data-data ekonomi AS yang menguat. Kondisi tersebut meningkatkan arus modal asing keluar (capital outflow) dari pasar modal Indonesia paling tidak dalam jangka pendek.
Semalam, Dow Jones Indeks Average (DJIA) menguat 0,86 persen sementara Nasdaq turun 0,38 persen. Hal ini mengindikasikan rotasi dari saham-saham teknologi konstituen Nasdaq ke non teknologi yang banyak menyusun DJIA.
"Kondisi ini dipicu oleh kenaikan US 10-year Bond Yield ke level 4,79 persen, level tertinggi sejak November 2023. Lonjakan yield tersebut berpengaruh pada penurunan valuasi, khususnya pada saham-saham teknologi yang umumnya masih dalam fase growth (pertumbuhan)," ujarnya.
Ke depan, kata Valdy, perhatian pasar akan tertuju pada rilis data inflasi produsen AS untuk Desember 2024, yang diproyeksikan naik menjadi 3,2 persen dari level sebelumnya di 3,00 persen. Kondisi ini diyakini semakin memperkuat kebijakan less-aggressive the Fed.
(Rahmat Fiansyah)
作者:14/01/2025 06:18 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。



加载失败()