
Indonesia merupakan produsen rumput laut tropis terbesar di dunia, namun industri ini masih menghadapi tantangan seperti kuantitas dan kualitas bibit yang belum optimal, praktik pertanian yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan biaya.
Kemudian kurangnya transparansi harga dan permintaan pasar yang tidak konsisten, akses ke pembiayaan yang terbatas dan rendahnya penerapan data atau teknologi.
Salah satu perusahaan rintisan BANYU memiliki tujuan untuk merevolusi industri rumput laut Indonesia melalui penyediaan bibit berkualitas tinggi, penerapan teknik budidaya modern, dan upaya meningkatkan pendapatan stabil bagi petani lokal. Perusahaan ini juga berfokus pada pengembangan ekosistem budidaya yang efisien dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Metode bibit dari BANYU telah terbukti meningkatkan hasil panen hingga 20% lebih tinggi dibandingkan metode tradisional serta lebih adaptif terhadap berbagai kondisi perairan di Indonesia. BANYU juga melengkapi petani dengan protokol budidaya yang dikembangkan berdasarkan pengetahuan tentang varietas rumput laut berdasarkan lokasi dan waktu. Sebagai negara kepulauan dengan beragam kondisi perairan, Indonesia memiliki karakteristik budidaya rumput laut yang berbeda di tiap wilayah.
Baca juga: Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi RI Tembus Rp 33.214 T |
Hal ini mendorong BANYU untuk memperkenalkan Farming as a Service (FaaS) untuk komoditas rumput laut. Layanan ini memberikan solusi menyeluruh, mulai dari penyediaan bibit berkualitas, manajemen budidaya, proses pasca-panen hingga pengiriman produk rumput laut sesuai kebutuhan para pelaku bisnis, seperti FMCG, Produsen Bahan Makanan, bioteknologi, tekstil dan industri lainnya.
Dinahkodai oleh Dodon Yamin (CEO), Anis Nur Aini (CSO), dan Anthony Kwik (Komisaris Utama), tim BANYU berkomitmen untuk meningkatkan daya saing industri rumput laut Indonesia secara global.
"Pendanaan ini membantu kami mempercepat misi kami untuk menjadikan rumput laut sebagai sumber daya berkelanjutan yang bernilai tinggi" kata Dodon Yamin, CEO BANYU.
Dengan pendanaan ini, BANYU akan mengembangkan fasilitas produksi pembibitan, memperluas wilayah cakupan budidaya dan ekspor, dan mengembangkan metode bibit berkualitas tinggi. Sulawesi akan menjadi fokus ekspansi pertama, dengan rencana untuk menjangkau wilayah lain seperti Nusa Tenggara, Lampung, dan Maluku.
Di tahun2025 ini, Banyu menargetkan penyediaan bibit rumput laut berkualitas dan bekerja sama dengan 500 petani. Banyu juga akan memulai proses pengembangan produk turunan dari rumput laut seperti pakan dan bio-fertilizer khususnya pada bidang perkebunan. Selain itu, Banyu juga melakukan studi kelayakan untuk kemungkinan penerapan corporate farming di sektor rumput laut. BANYU kini berhasil meraih pendanaan awal senilai US$1,25 juta yang dipimpin oleh Intudo Ventures.
(kil/kil)作者:Sylke Febrina Laucereno -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()