Perbedaan Agio dan Disagio Saham, Ringkasan Penjelasan dan Cara Menghitungnya

IDXChannel—Apa perbedaan agio dan disagio saham? Istilah agio dan disagio kerap muncul dalam laporan keuangan perusahaan terbuka. Agio dan disagio adalah selisih antara nilai jual saham dengan nilai nominalnya. 

Agio saham adalah selisih lebih antara nilai jual saham dengan nilai nominalnya. Sementara disagio saham adalah sebaliknya, yakni selisih kurang antara nilai jual saham dengan nilai nomimal aslinya. 

Baca Juga:

Mengenal Istilah Konvergen dan Divergen dalam Analisis Tekninal dan Prediksi Arah Tren

Pada dasarnya, agio adalah keuntungan atau kekayaan bersih perusahaan dari penjualan saham di atas nilai nominalnya. Namun agio saham umumnya terjadi ketika penawaran saham perdana, yakni ketika perusahaan menjual sahamnya melalui bursa. 

Melansir Klik Pajak (31/1), agio saham juga dapat diartikan sebagai selisih lebih setoran pemegang saham di atas nilai nominalnya, atau nilai modal yang dikontribusikan melebihi nilai nominal seharusnya. 

Baca Juga:

Mengenal Istilah Floating dalam Trading dan Investasi, Pemula Wajib Paham

Perbedaan Agio dan Disagio, Bedanya dengan Capital Gain Saham Biasa

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 94/2010, agio saham tidak termasuk dalam objek pajak, sehingga keuntungan yang diperoleh pemegang saham tidak dikenakan pajak. Oleh sebab itu, meskipun dianggap keuntungan, agio saham berbeda dengan capital gain dari saham biasa. 

Istilah agio saham kurang populer di kalangan investor, sebab nilai agio berkaitan dengan kesepakatan antar pendiri entitas. Sehingga istilah agio umumnya hanya terdengar saat perusahaan tersebut mencatatkan sahamnya di bursa. 

Ada dua jenis agio saham, yakni agio biasa yang berasal dari penjualan saham baru ketika IPO dan agio treasury yang berasal dari aksi pembelian saham kembali oleh emiten (buyback) yang kemudian dijual kembali dengan harga lebih tinggi.

Lalu bagaimana cara menghitung agio dan disagio saham? Sebagai contoh, misalnya terdapat lima pendiri yang berencana membangun perusahaan dengan modal dasar Rp10 miliar, di mana tiap orang menyetorkan modal Rp500 juta. 

Maka keseluruhan modal yang terhimpun adalah Rp2,5 miliar, sementara modal yang belum disetor alias kekurangan modalnya adalah Rp7,5 miliar. Kelima pendiri kemudian menyepakati bahwa nilai saham perusahaannya adalah Rp1.000 per lembar. 

Maka tiap-tiap pendiri memiliki 500.000 lembar saham, dengan total lembar saham mencapai 2,5 juta lembar (dan 7,5 juta saham protepel/belum diterbitkan dari sisa modal yang belum disetorkan). 

Seiring waktu berjalan, perusahaan tersebut berkembang dan menghasilkan keuntungan. Kemudian para pendiri sepakat untuk menerbitkan saham protepel sebanyak 7,5 lembar itu dengan harga Rp5.000/lembar. 

Ketika IPO, semua saham yang ditawarkan ke masyarakat laku terjual. Sehingga dari penjualan saham itu, perusahaan mendapatkan selisih lebih Rp4.000 dari nilai nominal awal yang disepakati para pendiri. 

Berikut cara menghitungnya: 

Jumlah saham protepel x selisih harga saham = agio 
7.500.000 lembar x Rp4.000 = Rp30.000.000.000

Atau,

Nilai awal nominal saham = Rp1.000 x 7.500.000 lembar = Rp7.500.000.000
Nilai penjualan saham = Rp5.000 x 7.500.000 lembar = Rp37.500.000.000
Agio saham = Rp37.500.000.000 - Rp7.500.000.000 = Rp30.000.000.000

Jadi agio saham perusahaan tersebut adalah Rp30 miliar, nilai adalah selisih lebih antara nilai nominal awal dengan harga penjualan. 

Sementara disagio umumnya terjadi ketika perusahaan mengalami kekurangan setoran modal karena penjualan saham di bawah nilai nominal awalnya. Misalnya ketika nilai nominal awalnya adalah Rp2.000/saham, lalu terjual Rp1.000/saham. Maka disagionya adalah Rp1.000/saham. 

Itulah penjelasan singkat tentang perbedaan agio dan disagio saham. 

(Nadya Kurnia)